Perjalanan hidup dan kehidupan akan terus mengalami gejolak dan fluktualitas serta kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi suka atau tidak suka. Dalam pendangan batin, langkah paling efektif dalam mengelola hidup adalah menjalankan batin secara tidak terkait dengan teori ajaran hidup secara penuh. Langkah ini tercapai bila fase perjalanan hidup sudah matang dan tak lagi terkait pada hal apapun selain penyatuan diri dan batin kita kepada Tuhan.
Anggap saja kita sudah memahami ajaan yang kita sandang dan kita peluk dalam konteks identitas. Bila ajaran tersebut sudah kita pahami secara detail, langkah selanjutnya adalah menentukan arah batin yang secara spiritual bebas dari doktrin atau doqma yang mengekang kita. Karena sesungguhnya fase batin adalah perjalanan berikutnya yang ditempuh untuk lepas dari kefanaan.
Batin yang teguh adalah batin yang dapat kita kelola dan bebas dari rasa nafsu keduniawan secara berlebihan. Bahkan dalam tataran kita menyiapkan diri menghadap sang pencipta, tak ada lagi yang mengekang kita, tak ada lagi yang membelenggu jiwa dan tak ada yang mempengaruhi batin untuk melalkukan sesuatu yang melanggar ajaran.
Bila manusia sudah berada di tahapan ini maka menghadap Tuhan pun sudah dapat dipahami dan tak menimbulkan kegundahan apalagi kecewa.
Kecewa itu adalah karena nafsu, begitu juga dengan marah, benci,iri dan dengki. Sifat sifat ini lah yang harus kita hindari dalam tata kelola batin agar kehidupan dapat berjalan sesuai arah batin yang benar dan membenarkan tanpa melihat ajaran lain salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar