Batin adalah sisi alam manusia yang tak dapat terjamah oleh indera penglihatan mata, namun dapat dirasakan dan dapat dipahami bila kita bersentuhan batin. Secara teori unpublic batin dijalankan oleh raga dengan memadukan fisik dan alam kefanaan secara kontinyu sehingga menghasilkan sikap batin yang dapat dilihat dalam sikap fisik.
Batin yang baik adalah batin yang memperjalankan kehidupan berdasarkan norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu yang saling mengikat satu sama lain.
Batin memperjalankan rasa dan karsa dalam diri tempat bersemayamnya, secara ajaran apapun yang berlaku akan saling melengkapi dan saling menggenapi. Tak ubahnya batin yang terjaga baik akan memunculkan perilaku yang baik.
Batin menerima respon secara alami dari teori keyakinan apapun yang tumbuh dan berkembang di luar diri yang dinamakan dunia drama kehidupan.
Batin yang baik selalu berusaha mengikuti ajaran yang dipegang oleh fisik dengan tanpa adanya pertentangan dengan sang pencipta. Apapun ajaran yang dipakai, selalu baik dan dipahami sebagai rambu rambu hidup dalam neyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Kita tidak akan bicara tentang agama atau keyakinan tertentu tapi lebih luas lagi bagaimana kita mengejawantahkan ajaran tersebut lewat pondasi kehidupan yang kokoh yang dibalut dengan keteguhan hati pelakonnya.
Apapun ajaran atau agama sudah tidak kita permasalahkan lagi karena kita memasuki perjalanan batin, perjalanan kehidupan manusia yang tidak dapat dijamah tetapi dapat dirasakan.
Bersambung ke bagian 2...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar