SELAMAT DATANG - WELCOME - WILLKOMMEN

SELAMAT DATANG - WELCOME - WILLKOMMEN - ترحيب
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL KEHIDUPAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL KEHIDUPAN. Tampilkan semua postingan

Contoh Artikel | Tinjauan Puasa dalam berbagai Agama dan Keyakinan secara kontekstual

Puasa adalah praktik keagamaan yang dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia, terutama dalam agama-agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Di sini ada beberapa hal yang berkaitan dengan puasa:

Signifikansi Keagamaan:
Puasa sering kali memiliki makna keagamaan yang mendalam bagi para praktikannya. Misalnya, dalam agama Islam, puasa selama bulan Ramadan dianggap sebagai kewajiban yang dijalankan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan untuk memperoleh pahala serta membersihkan diri dari dosa.

Tujuan Spiritual: 
Puasa sering kali dijalankan untuk mencapai tujuan spiritual, seperti meningkatkan kesadaran diri, mengendalikan hawa nafsu, memperkuat hubungan dengan Tuhan atau Alam Semesta, dan meningkatkan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung.

Pola Makan: 
Saat berpuasa, seseorang biasanya menahan diri dari makanan dan minuman selama periode tertentu. Ini dapat melibatkan berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, atau berpuasa pada waktu tertentu sesuai dengan aturan agama yang dianut.

Moralitas dan Etika: 
Puasa juga bisa menjadi latihan untuk mengembangkan moralitas dan etika, seperti kesabaran, pengendalian diri, dan kasih sayang kepada sesama. Menahan diri dari makanan dan minuman juga dapat meningkatkan empati terhadap orang-orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan.

Tradisi dan Budaya: 
Puasa sering kali dikelilingi oleh tradisi dan budaya yang kaya. Di banyak tempat, ada ritual khusus yang dilakukan untuk memulai dan mengakhiri puasa, serta hidangan khas yang disiapkan untuk waktu berbuka puasa (iftar).

Kesehatan: 
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa tertentu dapat memiliki manfaat kesehatan, seperti membersihkan tubuh dari racun, meningkatkan metabolisme, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum memulai puasa untuk memastikan keselamatan dan kesehatan Anda.

Solidaritas dan Persatuan: 
Puasa juga dapat menjadi momen untuk memperkuat hubungan sosial dan solidaritas antar umat beragama atau antar komunitas, karena banyak orang dari berbagai latar belakang bergabung dalam pengalaman yang sama.

Pendidikan dan Peningkatan Pengetahuan: 
Puasa dapat menjadi kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang agama, spiritualitas, dan budaya, serta memperdalam pemahaman tentang diri sendiri dan hubungan dengan sesama.

Tinjauan Puasa Dalam Agama Yahudi
Dalam agama Yahudi, praktik puasa memiliki beberapa aspek yang terkait dengan spiritualitas, pengampunan dosa, dan penghormatan terhadap peristiwa-peristiwa sejarah yang penting. Meskipun tidak ada banyak hari puasa yang diwajibkan dalam agama Yahudi, beberapa di antaranya memiliki makna penting dalam kalender Yahudi. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan puasa dalam agama Yahudi:

    Puasa Yom Kippur: Yom Kippur, atau Hari Penebusan, adalah hari suci paling suci dalam agama Yahudi. Selama Yom Kippur, umat Yahudi yang sehat di atas usia bar mitzvah (13 tahun) dan bat mitzvah (12 tahun) menahan diri dari makanan dan minuman selama periode 25 jam, mulai dari matahari terbenam pada malam sebelumnya hingga setelah matahari terbenam pada hari Yom Kippur itu sendiri. Puasa Yom Kippur bertujuan untuk memperoleh pengampunan atas dosa-dosa di masa lalu dan memulai tahun baru Yahudi dengan hati yang bersih.

    Puasa Tisha B'Av: Tisha B'Av adalah hari berkabung dalam kalender Yahudi yang memperingati kehancuran Bait Suci pertama dan kedua di Yerusalem. Selama Tisha B'Av, umat Yahudi mengamalkan puasa total dan menahan diri dari makanan dan minuman selama 25 jam, mulai dari matahari terbenam pada malam sebelumnya hingga matahari terbenam pada hari Tisha B'Av itu sendiri.

    Puasa Esther (Taanit Esther): Puasa Esther dilakukan pada hari sebelum perayaan Purim, yang memperingati penyelamatan bangsa Yahudi dari rencana jahat Haman seperti yang diceritakan dalam kitab Esther dalam Alkitab Ibrani. Puasa Esther biasanya dimulai dari fajar hingga matahari terbenam.

    Puasa pada Hari-Hari Bersejarah Lainnya: Selain tiga hari puasa utama tersebut, terdapat juga praktik puasa pada hari-hari bersejarah lainnya seperti Puasa Gedaliah, Puasa Asarah B'Tevet (10 Tevet), Puasa Tzom Gedaliah (Fast of Gedaliah), dan Puasa Taanit Bechorot.

    Makna Spiritual: Puasa dalam agama Yahudi dihubungkan dengan pengakuan dosa, pertobatan, dan pertumbuhan spiritual. Ini merupakan waktu untuk refleksi, introspeksi, dan memperdalam hubungan dengan Tuhan.

    Solidaritas dengan Menderita: Selain aspek spiritualnya, puasa dalam agama Yahudi juga menunjukkan solidaritas dengan orang-orang yang menderita dan memperingati peristiwa-peristiwa tragis dalam sejarah bangsa Yahudi.

Puasa dalam agama Yahudi adalah praktik yang bervariasi tergantung pada hari atau peristiwa yang diperingati, dan itu memiliki makna spiritual dan historis yang dalam bagi umat Yahudi. Itu juga menjadi kesempatan untuk memperdalam pengertian akan keberkatan dan pentingnya ketaatan pada Tuhan.

Tinjauan Puasa Dalam Agama Katolik
Puasa dalam agama Katolik merupakan praktik spiritual yang dilakukan oleh umat Katolik sebagai bentuk pengorbanan, pembersihan diri, dan refleksi selama masa-masa tertentu dalam tahun liturgi. Puasa dalam agama Katolik berkaitan erat dengan praktik Paskah, yang merupakan perayaan paling penting dalam agama Katolik. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan puasa dalam agama Katolik:

    Puasa Ash Wednesday dan Good Friday: 
Dua hari di mana puasa diwajibkan bagi umat Katolik adalah Ash Wednesday (Rabu Abu) dan Good Friday (Jumat Agung). Pada kedua hari ini, umat Katolik yang sehat antara usia 18 dan 59 diwajibkan untuk menahan diri dari makanan hingga satu kali makan berukuran kecil dan dua kali makan ringan yang tidak sama dengan makanan utama, serta menahan diri dari makanan yang mengenyangkan.

    Puasa Jumat Agung: Selain puasa Ash Wednesday dan Good Friday, setiap Jumat selama masa Prapaskah adalah hari penyesuaian yang ditandai dengan menahan diri dari daging merah dan melaksanakan tindakan pengorbanan atau pelayanan amal.

    Puasa Prapaskah: Walaupun tidak diwajibkan secara ketat, umat Katolik juga mendorong untuk berpuasa dan melakukan pengorbanan lainnya selama musim Prapaskah sebagai persiapan untuk perayaan Paskah. Ini dapat mencakup menahan diri dari makanan atau minuman tertentu, atau melakukan praktik pengorbanan lainnya.

    Makna Spiritual: Puasa dalam agama Katolik dihubungkan dengan pengorbanan Kristus di kayu salib dan digunakan sebagai cara bagi umat Katolik untuk mengikuti teladan Kristus, menunjukkan ketaatan kepada agama, dan membantu pertumbuhan spiritual.

    Pola Makan dan Pengorbanan: Selama periode puasa, umat Katolik didorong untuk menjalankan pola makan yang lebih sederhana dan mengorbankan kenikmatan duniawi sebagai tanda penyesalan atas dosa, pertumbuhan spiritual, dan solidaritas dengan orang-orang yang menderita.
    Doa, Pertimbangan, dan Pelayanan: Puasa dalam agama Katolik tidak hanya tentang menahan diri dari makanan, tetapi juga tentang meningkatkan doa, refleksi, dan pelayanan kepada orang lain, khususnya yang menderita dan membutuhkan.
    Konsultasi Spiritual: 
Umat Katolik disarankan untuk berkonsultasi dengan imam atau penasihat spiritual mereka untuk membantu menetapkan praktik puasa yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pribadi mereka.

Puasa dalam agama Katolik bukan hanya tentang menahan diri dari makanan, tetapi juga tentang memperdalam hubungan dengan Tuhan dan melayani sesama. Itu menjadi bagian integral dari praktik keagamaan Katolik selama beberapa masa penting dalam tahun liturgi, terutama selama masa Prapaskah dan hari-hari penting lainnya seperti Ash Wednesday dan Good Friday.

Tinjauan Puasa Dalam Agama Kristen
Puasa dalam tradisi Kristen adalah praktik spiritual yang melibatkan menahan diri dari makanan atau aktivitas tertentu sebagai bentuk pembersihan spiritual, refleksi, dan penekanan diri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Meskipun praktik puasa dalam tradisi Kristen tidak seumum dalam agama Islam, namun tetap menjadi bagian penting dari praktik keagamaan di beberapa denominasi Kristen. Berikut adalah beberapa aspek puasa dalam tradisi Kristen:

    Puasa Sebagai Bentuk Pembersihan: Puasa dalam tradisi Kristen dianggap sebagai cara untuk membersihkan diri secara spiritual, mengatasi hawa nafsu, dan memfokuskan perhatian pada hubungan dengan Tuhan. Dalam beberapa denominasi, puasa dapat melibatkan menahan diri dari makanan dan minuman, atau hanya makanan tertentu, seperti daging, atau bahkan aktivitas tertentu selama periode waktu tertentu.

    Pola dan Waktu Puasa: Waktu dan pola puasa dalam tradisi Kristen bervariasi tergantung pada denominasi dan tradisi lokal. Misalnya, beberapa denominasi Kristen mengamalkan puasa pada hari-hari khusus dalam kalender gerejawi, seperti Hari Asyura, Jumat Agung, atau hari-hari sebelum perayaan besar seperti Natal atau Paskah.

    Tujuan Spiritual: Tujuan puasa dalam tradisi Kristen sering kali mirip dengan tujuan puasa dalam agama lain, yaitu untuk meningkatkan kesadaran spiritual, memperdalam hubungan dengan Tuhan, mempraktikkan penekanan diri, dan merenungkan kasih dan belas kasihan Tuhan.

    Pengorbanan dan Kesetiaan: Puasa dalam tradisi Kristen juga dapat dilihat sebagai pengorbanan atau tanda kesetiaan kepada iman. Dengan menahan diri dari kenikmatan duniawi, umat Kristen diharapkan untuk mengalami pertumbuhan rohani dan menemukan kekuatan dalam iman mereka.

    Penekanan pada Doa dan Meditasi: Selama periode puasa, umat Kristen sering didorong untuk meningkatkan waktu mereka dalam doa, meditasi, pembacaan Alkitab, dan refleksi spiritual sebagai cara untuk memperdalam hubungan pribadi dengan Tuhan.

    Keterbukaan dan Keberagaman: Praktik puasa dalam tradisi Kristen dapat berbeda-beda antara denominasi dan komunitas Kristen. Beberapa denominasi mungkin lebih menekankan pada puasa sebagai bagian penting dari praktik keagamaan, sementara yang lain mungkin menganggapnya sebagai praktek yang lebih opsional.

Seperti halnya dalam agama lain, penting bagi umat Kristen untuk memahami tujuan dan makna di balik puasa, serta konsultasi dengan pemimpin rohani atau pendeta mereka jika mereka memiliki pertanyaan atau keraguan tentang praktik puasa.

Tinjauan Puasa dalam agama Islam
Puasa dalam agama Islam adalah salah satu kewajiban utama yang dijalankan oleh umat Islam sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Puasa merupakan salah satu dari Lima Pilar Islam dan dianggap sebagai praktik yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan puasa dalam agama Islam:

    Puasa Ramadan: Puasa Ramadan adalah puasa yang dijalankan oleh umat Islam selama bulan Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Islam. Selama Ramadan, umat Islam menahan diri dari makanan, minuman, dan aktivitas yang dianggap membatalkan puasa dari fajar hingga matahari terbenam. Puasa Ramadan dianggap sebagai kewajiban bagi setiap Muslim dewasa dan berakal sehat, kecuali bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau dalam situasi tertentu yang memungkinkan untuk tidak berpuasa.

Puasa Ramadan memiliki beberapa tujuan, antara lain:
Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menahan hawa nafsu dan mengendalikan keinginan duniawi.
Meningkatkan kesadaran akan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung.
Menunjukkan ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah SWT.

Pengertian dan Aturan Puasa: 
Puasa dalam Islam tidak hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga dari perilaku yang dianggap membatalkan puasa, seperti berbohong, mencaci-maki, atau berperilaku buruk lainnya. Puasa juga melibatkan pengertian dan pengamalan nilai-nilai seperti kesabaran, belas kasihan, dan kemurahan hati.

Puasa Sunnah dan Puasa Wajib Lainnya: 
Selain puasa Ramadan, umat Islam juga dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa pada hari-hari tertentu dalam bulan-bulan lain. Ada juga puasa wajib lainnya seperti puasa Qada (mengganti puasa yang terlewat) dan puasa Kafarat (pengganti sumpah yang tidak dipenuhi).

Berbuka Puasa (Iftar): 
Berbuka puasa adalah momen penting dalam puasa Ramadan di mana umat Islam mengakhiri puasa mereka pada hari itu dengan makanan dan minuman, sering kali dengan menyantap kurma dan air, sesuai dengan tradisi yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Lailatul Qadr: 
Lailatul Qadr adalah malam yang sangat istimewa dalam bulan Ramadan yang dipercaya lebih baik daripada seribu bulan. Banyak umat Islam berusaha memperbanyak amal ibadah dan berdoa di malam ini.

Puasa dalam agama Islam bukan hanya praktik fisik, tetapi juga spiritual yang mendalam dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki karakter, dan meningkatkan kesadaran akan penderitaan orang lain. Ini merupakan kewajiban yang dijalankan oleh umat Islam sebagai salah satu bentuk ibadah yang paling penting dalam agama Islam.


Praktik Puasa dalam agama Buddha
Dalam agama Buddha, praktik puasa tidak memiliki peran sentral seperti dalam agama lain seperti Islam atau Hinduisme. Namun, masih ada beberapa bentuk praktik puasa yang dapat ditemui dalam tradisi Buddha, terutama terkait dengan praktik asketisme dalam beberapa aliran Buddha awal. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan puasa dalam agama Buddha:

    Puasa Siddhartha Gautama: Sebelum mencapai pencerahan, Siddhartha Gautama (Buddha Gautama) menjalani periode asketisme yang ekstrem, termasuk praktik puasa yang sangat ketat. Namun, dia kemudian menyadari bahwa kecenderungan ekstrem ini tidak membawa dia lebih dekat kepada pemahaman yang mendalam akan kebenaran, dan akhirnya dia menemukan Jalan Tengah yang menawarkan jalan menuju pencerahan.

    Puasa dalam Praktik Kontemporer: Meskipun puasa tidak dianggap sebagai praktek inti dalam tradisi Buddha, ada beberapa praktik puasa yang tetap dilakukan oleh para biksu dan biksuni, terutama selama periode tertentu, seperti masa Was atau musim hujan. Puasa ini dapat bervariasi dalam ketatnya, dan dalam beberapa kasus, mungkin melibatkan menahan diri dari makanan pada waktu tertentu atau membatasi pola makan.

    Puasa Wesak: Di beberapa negara Buddha, seperti Sri Lanka, Thailand, dan Myanmar, puasa mungkin juga dilakukan sebagai bagian dari perayaan Wesak, yang memperingati kelahiran, pencerahan, dan parinirvana Sang Buddha. Namun, praktik ini tidak universal dan dapat bervariasi antara komunitas Buddha.

    Prinsip Ahimsa (Non-kekerasan): Dalam ajaran Buddha, penting untuk memahami bahwa praktik puasa atau pengorbanan fisik tidak dianggap sebagai cara utama untuk mencapai pencerahan atau kesadaran spiritual. Prinsip ahimsa atau non-kekerasan juga ditekankan, yang mencakup tidak menyakiti atau menyakiti diri sendiri dalam upaya mencapai pencerahan.

    Penekanan pada Keseimbangan: Lebih penting dalam praktik Buddha adalah penekanan pada keseimbangan, termasuk dalam makanan dan kehidupan secara umum. Daripada melakukan puasa ekstrem, praktik Buddha sering kali menekankan pengendalian diri, kesadaran akan makanan yang dikonsumsi, dan memahami kebutuhan tubuh secara bijaksana.

Jadi, sementara praktik puasa tidak menjadi fokus utama dalam agama Buddha, masih ada beberapa bentuk puasa yang dapat ditemui dalam konteks spiritual dan ritualistik tertentu. Namun, prinsip-prinsip keseimbangan, kesadaran, dan non-kekerasan lebih diutamakan dalam praktik keagamaan Buddha.

Tinjauan Puasa dalam agama Hindu
Puasa dalam agama Hindu, dikenal sebagai "Vrat" atau "Upvaas", memiliki berbagai bentuk dan tujuan yang bervariasi tergantung pada tradisi regional, praktik keluarga, dan keyakinan individual. Berikut adalah beberapa aspek puasa dalam agama Hindu:

    Tujuan Spiritual: Puasa dalam agama Hindu sering dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada dewa atau dewi tertentu, untuk memperoleh keberkahan, membersihkan dosa, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Puasa juga dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pribadi, seperti kesehatan, kemakmuran, atau kesuburan.

    Ritual dan Tradisi: Puasa dalam agama Hindu sering kali diiringi oleh ritual dan tradisi khusus. Ini bisa termasuk memuja dewa atau dewi tertentu, membaca sastra suci, menyanyikan bhajan (lagu rohani), atau mengikuti ajaran dari seorang guru spiritual.

    Berbagai Jenis Puasa: Ada berbagai jenis puasa dalam agama Hindu, masing-masing dengan aturan dan tujuan yang berbeda. Misalnya, ada puasa yang melibatkan menahan diri dari makanan dan minuman secara total (nirjala), puasa yang melibatkan hanya makan makanan tertentu atau hanya sekali sehari (ekadashi), dan puasa yang melibatkan menahan diri dari makanan tertentu seperti daging atau alkohol.

    Puasa Ekadashi: Puasa Ekadashi adalah salah satu puasa yang sangat dihormati dalam agama Hindu. Puasa ini dilakukan pada hari kedua belas (ekadashi) dalam siklus bulan Hindu. Orang yang berpuasa Ekadashi menahan diri dari makanan dan minuman secara total atau hanya makan makanan vegetarian.

    Puasa Selama Festival: Puasa sering kali dilakukan sebagai bagian dari perayaan festival Hindu tertentu. Misalnya, banyak umat Hindu berpuasa selama Navaratri, Diwali, atau Maha Shivaratri sebagai bentuk penghormatan kepada dewa atau dewi yang dipuja selama festival tersebut.

    Penerimaan Makanan Sakral: Setelah menyelesaikan puasa, makanan yang disebut "prasad" seringkali diterima sebagai anugerah atau berkat dari dewa atau dewi yang dipuja. Prasad biasanya diberikan kepada semua anggota keluarga dan juga kepada mereka yang membutuhkan.

    Peningkatan Kesadaran Spiritual: Selain aspek ritual, puasa dalam agama Hindu juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran spiritual, memperdalam hubungan dengan Tuhan, dan memperoleh kedamaian batin.

Puasa dalam agama Hindu dapat menjadi bagian yang sangat penting dari praktik keagamaan dan kehidupan sehari-hari bagi banyak umat Hindu. Namun, seperti dalam semua praktik keagamaan, penting untuk memahami tujuan dan makna di balik puasa, serta menjalankannya dengan penuh kesadaran dan penghormatan.

Tinjauan puasa dalam agama Konghuchu

Dalam agama Konghuchu, juga dikenal sebagai Konghucu atau Konfusianisme, praktik puasa tidak menjadi bagian utama dari praktik keagamaan seperti dalam beberapa agama lainnya seperti Islam atau Kristen. Namun, ada beberapa praktik spiritual yang dapat ditemui dalam agama Konghuchu yang mungkin melibatkan penahanan diri dari makanan atau minuman untuk tujuan tertentu. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan puasa dalam agama Konghuchu:

    Pembersihan Rohani: Dalam ajaran Konghucu, ada penekanan pada pembersihan rohani dan pengembangan karakter moral yang baik. Meskipun puasa tidak selalu dianggap sebagai cara utama untuk mencapai pembersihan rohani, praktik pengendalian diri dari keinginan duniawi, termasuk makanan, dapat menjadi bagian dari upaya untuk mencapai kesempurnaan moral.

    Praktik Pribadi: Puasa dalam agama Konghuchu lebih sering dipraktikkan secara pribadi daripada dalam konteks ritual keagamaan formal. Ini dapat mencakup penahanan diri dari makanan atau minuman untuk jangka waktu tertentu sebagai bentuk disiplin pribadi, refleksi, atau meditasi.

    Keseimbangan dan Harmoni: Agama Konghuchu menekankan pentingnya keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan, termasuk dalam hal pola makan. Puasa atau praktik penahanan diri dari makanan mungkin dilakukan untuk membantu mencapai keseimbangan fisik dan spiritual, serta untuk membantu menjaga kesehatan dan kesejahteraan.

    Meditasi dan Kebajikan: Dalam praktik Konghucu, meditasi dan pembinaan kebajikan adalah bagian penting dari pengembangan spiritual. Puasa dapat digunakan sebagai alat untuk mendukung praktik meditasi dan untuk membantu seseorang fokus pada peningkatan diri dan pengembangan karakter.

    Penghormatan kepada Leluhur: Dalam beberapa keluarga Konghucu, puasa atau penahanan diri dari makanan dan minuman mungkin juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur atau untuk memperingati peristiwa penting dalam sejarah keluarga.

Meskipun puasa tidak menjadi bagian utama dari praktik keagamaan dalam agama Konghuchu, praktik penahanan diri dari makanan atau minuman dapat memiliki makna spiritual dan moral yang dalam bagi individu yang mengikutinya. Ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari upaya pribadi untuk pengembangan karakter dan pencarian harmoni dalam kehidupan.

Tinjauan puasa dalam konteks Kejawen
Puasa dalam konteks Kejawen, yaitu kepercayaan dan tradisi spiritual yang berasal dari masyarakat Jawa, tidak memiliki aturan dan praktik yang standar atau terpusat seperti dalam agama-agama dunia yang lebih terorganisir. Namun, dalam beberapa kepercayaan dan tradisi Kejawen, terdapat praktik puasa atau penahanan diri dari makanan dan minuman yang dijalankan oleh individu untuk tujuan spiritual atau kesehatan. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan puasa dalam konteks Kejawen:

    Praktik Spiritual: Puasa dalam Kejawen sering kali dilakukan sebagai bagian dari praktik spiritual yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, memperdalam hubungan dengan alam atau alam gaib, dan mencapai kedamaian batin.

    Berdasarkan Keyakinan Lokal: Praktik puasa dalam Kejawen dapat bervariasi tergantung pada tradisi lokal dan keyakinan individu. Ini bisa mencakup penahanan diri dari makanan dan minuman selama periode waktu tertentu, atau membatasi jenis makanan tertentu sebagai bentuk pengorbanan atau ketaatan spiritual.

    Penghormatan kepada leluhur: Dalam beberapa tradisi Kejawen, puasa juga dapat dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur atau sebagai bagian dari upacara keagamaan atau ritual tertentu yang berhubungan dengan tradisi leluhur.

    Keseimbangan dan Kesehatan: Seperti dalam praktik puasa dalam agama lain, puasa dalam Kejawen juga dapat dianggap sebagai cara untuk mencapai keseimbangan fisik dan spiritual, serta untuk membersihkan tubuh dan pikiran dari racun.

    Praktik Kesejahteraan: Beberapa praktisi Kejawen mungkin juga menjalankan puasa sebagai bagian dari praktik kesejahteraan, seperti untuk meningkatkan energi atau memperoleh kekuatan spiritual yang lebih besar.

    Pola dan Waktu Puasa Fleksibel: Tidak seperti puasa dalam agama yang terorganisir dengan baik, praktik puasa dalam Kejawen cenderung lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan individu.

Puasa dalam konteks Kejawen sering kali dipandang sebagai praktik pribadi yang dapat membantu seseorang dalam pencarian spiritual atau kesehatan. Praktik ini bisa sangat berbeda antara individu dan berdasarkan tradisi lokal dan keyakinan yang berbeda di berbagai wilayah Jawa.



Suku dayak, asal usul dan contoh makanan populer serta keunikan masyarakatnya

     Artikel ini adalah sebagai pengetahuan kita dalam sedikit memahami Suku Dayak yang ada di Indonesia. Asal mula suku Dayak memiliki akar yang sangat kuno dan kompleks, dengan sejarah yang melibatkan migrasi, adaptasi, dan interaksi dengan berbagai kelompok etnis dan budaya di wilayah Kalimantan. Meskipun detailnya mungkin sulit untuk dipastikan dengan akurat karena kurangnya catatan tertulis pada masa lalu, beberapa teori dan penelitian arkeologis memberikan gambaran tentang perkembangan suku Dayak.

Salah satu teori tentang asal mula suku Dayak adalah bahwa mereka adalah bagian dari migrasi manusia dari daratan Asia yang masuk ke wilayah kepulauan Nusantara ribuan tahun yang lalu. Mereka kemungkinan besar adalah bagian dari kelompok Austronesia yang menyebar di wilayah Asia Tenggara. Seiring waktu, kelompok ini beradaptasi dengan lingkungan hutan tropis Kalimantan dan mengembangkan budaya dan kehidupan berbasis di sana.

Selain itu, beberapa penelitian arkeologis menunjukkan bahwa suku Dayak telah mendiami wilayah Kalimantan sejak zaman prasejarah. Bukti-bukti arkeologis seperti gua-gua batu yang digunakan sebagai tempat tinggal, serta temuan artefak-artefak seperti alat-alat batu, gerabah, dan lukisan gua, menunjukkan keberadaan manusia di wilayah ini sejak ribuan tahun yang lalu.

Interaksi dengan kelompok etnis lainnya, seperti suku Melayu, suku Jawa, suku Bugis, dan suku lainnya, juga telah memengaruhi perkembangan suku Dayak, baik dalam hal budaya, bahasa, maupun aspek lainnya.

Suku Dayak sendiri terdiri dari berbagai sub-suku yang memiliki ciri khas budaya dan bahasa mereka sendiri. Namun, mereka memiliki beberapa kesamaan dalam tradisi adat, kepercayaan, serta gaya hidup yang didasarkan pada ketergantungan pada hutan dan sungai sebagai sumber kehidupan mereka.

Ada pertanyaan, mengapa suku dayak suka tarian?

Suku Dayak memiliki tradisi tarian yang kaya dan bervariasi, dan kecenderungan ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor budaya, sosial, dan spiritual yang menjadi bagian integral dari kehidupan mereka. Berikut beberapa alasan mengapa suku Dayak suka menari:

- Ekspresi Budaya: Tarian adalah salah satu bentuk ekspresi budaya yang penting bagi suku Dayak. Melalui gerakan tubuh, kostum tradisional, dan musik khas, mereka dapat mengungkapkan identitas etnis mereka, menceritakan cerita-cerita nenek moyang, dan memperkuat ikatan sosial dalam komunitas mereka.

- Pemujaan dan Ritual: Banyak tarian tradisional suku Dayak terkait dengan kegiatan keagamaan, ritual, atau upacara adat. Misalnya, ada tarian-tarian yang dilakukan sebagai bagian dari upacara adat seperti Gawai Dayak (festival budaya), upacara panen, pernikahan, atau upacara kematian. Tarian-tarian ini dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, dewa-dewi, atau roh-roh yang diyakini memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

- Pertunjukan Seni dan Hiburan: Tarian juga merupakan bentuk hiburan yang penting bagi suku Dayak. Mereka menikmati pertunjukan tarian sebagai sarana rekreasi dan penghilang stres, serta kesempatan untuk bersosialisasi dengan anggota komunitas mereka.

- Pendidikan dan Pembelajaran: Tarian tradisional juga berperan dalam mendidik generasi muda tentang nilai-nilai budaya, tradisi, dan sejarah suku Dayak. Melalui latihan tarian, anak-anak belajar tentang gerakan yang memiliki makna simbolis, kostum tradisional, serta lagu-lagu dan musik tradisional.

- Warisan Budaya yang Dilestarikan: Suku Dayak memiliki kebanggaan akan warisan budaya mereka, dan menari adalah salah satu cara untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi mereka. Dengan terus menerus menari dan mengajarkan tarian kepada generasi berikutnya, mereka dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang.

Dengan demikian, tarian bagi suku Dayak bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari yang memainkan peran penting dalam mempertahankan identitas budaya dan kebersamaan komunitas.

Dalam hal makanan populer

Suku Dayak adalah kelompok etnis yang tersebar di wilayah Kalimantan, Indonesia, serta beberapa bagian Malaysia dan Brunei. Makanan tradisional suku Dayak biasanya mencerminkan keberagaman sumber daya alam yang ada di wilayah mereka. Berikut adalah beberapa contoh makanan tradisional suku Dayak beserta keunikannya:

1. Ubi Kayu: Ubi kayu atau singkong merupakan makanan pokok yang umum dikonsumsi oleh suku Dayak. Mereka mengolahnya menjadi berbagai hidangan, mulai dari singkong goreng, singkong rebus, hingga dodol singkong. Keunikan singkong ini terletak pada cara pengolahannya yang beragam dan rasa yang khas.

2. Pansoh: Pansoh adalah hidangan khas suku Dayak yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau babi yang dimasak dalam bambu bersama dengan bumbu-bumbu tradisional seperti jahe, lengkuas, daun kemangi, serta dicampur dengan santan. Proses memasak menggunakan bambu memberikan cita rasa yang unik dan aroma harum khas.

3. Sambal Tempoyak: Sambal tempoyak adalah sambal khas suku Dayak yang terbuat dari tempoyak, yaitu hasil fermentasi daging durian. Sambal ini memiliki cita rasa yang khas, gurih, dan sedikit asam. Biasanya disajikan sebagai pelengkap untuk hidangan seperti ikan bakar atau daging panggang.

 4. Sagu: Sagu adalah makanan pokok lainnya bagi suku Dayak. Sagu merupakan tepung yang diperoleh dari pengolahan umbi sagu. Mereka membuat hidangan seperti bubur sagu, kue sagu, atau papeda (hidangan sagu khas Papua) yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi mereka.

 5. Sayur Lempa’ Aga’: Ini adalah hidangan sayuran tradisional suku Dayak yang terbuat dari rebung bambu muda yang direbus dengan bumbu-bumbu seperti serai, lengkuas, dan daun kemangi. Sayur ini memiliki rasa yang segar dan merupakan sumber serat yang baik.

6. Pulut Durian: Suku Dayak juga sering mengolah durian menjadi hidangan seperti pulut durian, yaitu ketan yang dimasak dengan santan dan dipadukan dengan potongan durian. Hidangan ini memiliki cita rasa yang manis dan legit.

 7. Tuak: Tuak adalah minuman tradisional suku Dayak yang terbuat dari fermentasi air beras atau sagu. Minuman ini memiliki kadar alkohol yang rendah dan sering disajikan dalam upacara adat atau acara sosial lainnya.

Makanan dan minuman tradisional suku Dayak mencerminkan kearifan lokal mereka serta keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di lingkungan sekitar mereka.

Dalam hal keunikannya

Suku Dayak memiliki beragam keunikan budaya, tradisi, dan cara hidup yang membedakannya dari kelompok etnis lain di Indonesia. Berikut adalah beberapa hal yang unik dari suku Dayak:

- Kebudayaan Tradisional yang Kaya: Suku Dayak memiliki kebudayaan tradisional yang sangat kaya, termasuk tarian, musik, seni ukir, senjata tradisional, upacara adat, dan mitologi yang unik. Mereka menjaga dan merawat warisan budaya ini dengan cermat, melestarikannya dari generasi ke generasi.

- Ketergantungan pada Alam: Suku Dayak hidup dalam ketergantungan yang sangat besar pada alam, terutama hutan hujan tropis yang menjadi rumah bagi mereka. Mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang flora dan fauna di hutan, serta memiliki tradisi adat yang menghormati dan menjaga lingkungan alam sekitar.

- Rumah Panjang: Salah satu ciri khas yang paling terkenal dari suku Dayak adalah rumah panjang, atau disebut juga rumah betang. Rumah panjang adalah rumah adat tradisional mereka yang panjang dan tinggi, biasanya terbuat dari kayu ulin dan memiliki atap berbentuk melengkung. Rumah ini menjadi pusat kehidupan sosial dan kegiatan komunitas.

- Senjata Tradisional: Suku Dayak dikenal memiliki senjata tradisional yang unik, seperti mandau, parang, dan sumpit. Mandau adalah kapak berbilah yang sering digunakan dalam upacara adat, sedangkan sumpit adalah senjata tradisional untuk berburu.

- Upacara Adat dan Ritual: Suku Dayak memiliki beragam upacara adat dan ritual yang penting dalam kehidupan mereka, termasuk upacara panen, upacara pernikahan, upacara penyambutan tamu, dan upacara kematian. Upacara-upacara ini sering melibatkan tarian tradisional, musik, dan doa-doa kepada leluhur atau roh-roh.

- Kain Tenun dan Motif Tradisional: Suku Dayak terkenal akan keterampilan tenun mereka dan motif-motif tradisional yang rumit dan bermakna dalam kain tenun mereka. Setiap motif memiliki cerita dan makna tersendiri, dan kain tenun ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan acara penting.

- Kepercayaan Spiritual: Suku Dayak memiliki kepercayaan spiritual yang kaya, yang mencakup keyakinan tentang roh-roh alam, leluhur, dan kekuatan gaib lainnya. Mereka melakukan berbagai ritual dan upacara untuk menghormati dan memohon perlindungan kepada roh-roh tersebut.

Secara keseluruhan, keunikan suku Dayak tidak hanya terletak pada aspek-aspek budaya dan tradisional mereka, tetapi juga pada hubungan yang erat dengan alam, kehidupan komunal yang kuat, dan kepercayaan spiritual yang mendalam.

Artikel tentang Sanad dan ruang lingkupnya untuk memahami pemahaman

    Dalam konteks Islam, istilah "sanad" merujuk kepada rantai narasi atau catatan transmisi yang melacak sumber atau asal-usul suatu hadis atau informasi keagamaan. Sanad adalah salah satu bagian dari dua komponen utama dalam penilaian keabsahan hadis, yang lainnya disebut matan.

    Matan: Merupakan teks atau konten isi dari hadis atau informasi keagamaan. Matan mencakup kata-kata, pernyataan, atau ajaran yang diatributkan kepada Nabi Muhammad atau tokoh-tokoh agama lainnya.

    Sanad: Merupakan rantai perawi atau para narator yang mentransmisikan hadis atau informasi tersebut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sanad mencantumkan nama-nama orang yang menyampaikan informasi tersebut dan menunjukkan seberapa andal atau dapat dipercaya mereka dalam mentransmisikan informasi tersebut.

Evaluasi sanad memiliki peran penting dalam ilmu hadis untuk menentukan keabsahan suatu hadis. Para ahli hadis akan memeriksa keandalan setiap perawi dalam sanad untuk menilai apakah hadis tersebut dapat diterima atau tidak. Kriteria keandalan melibatkan integritas moral, kecerdasan, keadilan, dan kontinuitas riwayat perawi.

Pentingnya sanad dalam kajian hadis menunjukkan upaya untuk memastikan bahwa ajaran-ajaran Islam yang diteruskan melalui hadis memiliki dasar yang kuat dan dapat dipercaya.


Jenis sanad
Sanad, dalam konteks hadis Islam, dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan jumlah perawi (narrator) yang terlibat dalam rantai transmisi. Beberapa jenis sanad yang umum dikenal termasuk:

    Mutawatir: Sanad mutawatir merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh jumlah perawi yang sangat besar sehingga tidak mungkin terjadi kesepakatan palsu. Jumlah perawi yang mencukupi ini dapat bervariasi menurut pendapat para ulama, tetapi umumnya dianggap sebagai jumlah yang cukup besar sehingga dapat diandalkan sepenuhnya.

    Ahad (Masyhur, Aziz, Ghareeb, dan Mardud):
        Masyhur: Sanad masyhur memiliki jumlah perawi yang cukup besar, tetapi tidak sebanyak mutawatir. Meskipun tidak mencapai tingkat mutawatir, sanad ini masih dianggap kuat.
        Aziz: Sanad aziz memiliki jumlah perawi yang lebih sedikit dari masyhur, tetapi masih dianggap kuat.
        Ghareeb: Sanad ghareeb memiliki jumlah perawi yang sedikit dan kurang dikenal. Sanad ini dapat menjadi lemah jika perawinya tidak dapat diandalkan.
        Mardud: Sanad mardud merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dianggap tidak dapat dipercaya atau diragukan keandalannya.

    Musnad dan Mutasil:
        Musnad: Sanad musnad adalah sanad yang mencakup semua perawi yang menyampaikan hadis tersebut dari awal hingga akhir rantai tanpa ada kesenjangan.
        Mutasil: Sanad mutasil adalah sanad yang memiliki satu atau beberapa perawi yang tidak tercantum dalam rantai, tetapi informasi itu dianggap tidak hilang atau dirusak.

    Mursal: Hadis mursal memiliki satu atau beberapa perawi yang hilang di tengah rantai, dan pembawa hadis langsung menghubungkannya dengan Nabi Muhammad tanpa menyebutkan perawi yang hilang.

Penting untuk dicatat bahwa para ahli hadis melakukan analisis mendalam terhadap setiap sanad untuk menilai keandalannya. Evaluasi ini melibatkan pemeriksaan karakter dan keandalan masing-masing perawi dalam rantai transmisi hadis.

Kapan sanad diberlakukan?

Sanad dalam Islam diberlakukan dalam beberapa konteks tertentu, terutama terkait dengan penulisan, pengajaran, dan penelitian hadis. Berikut adalah beberapa situasi atau konteks di mana sanad diberlakukan:

    Penulisan Kitab Hadis: Para ulama Islam seringkali mencantumkan sanad ketika menulis kitab hadis. Kitab-kitab hadis, seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawood, dan banyak lagi, sering kali menyajikan setiap hadis dengan menyertakan rantai sanadnya. Ini membantu pembaca untuk melacak asal-usul informasi dan menilai keandalan hadis.

    Pengajaran dan Pemahaman Hadis: Ketika ulama atau guru Islam mengajarkan hadis kepada murid-muridnya, mereka dapat menyertakan sanad sebagai bagian dari proses pembelajaran. Ini memberikan legitimasi kepada hadis yang diajarkan dan memungkinkan murid untuk memahami konteks sejarah dan perawi yang terlibat dalam mentransmisikan informasi tersebut.

    Diskusi dan Kajian Ilmiah: Dalam diskusi ilmiah, seminar, atau kajian hadis, para cendekiawan Islam seringkali menyajikan hadis dengan menyertakan sanad. Ini membantu dalam mendukung argumen ilmiah dan memastikan bahwa informasi yang dibahas memiliki dasar yang dapat dipercaya.

    Fatwa dan Hukum Islam: Ketika seorang ulama memberikan fatwa atau menetapkan hukum Islam berdasarkan hadis, mereka biasanya menyertakan sanad hadis tersebut. Ini adalah bagian dari proses memastikan bahwa sumber hukumnya dapat dipercaya dan diakui.

    Pemilihan Hadis dalam Ibadah dan Praktik Keagamaan: Dalam konteks ibadah dan praktik keagamaan sehari-hari, umat Islam dapat melibatkan sanad ketika memilih hadis sebagai panduan dalam melaksanakan ibadah atau amalan keagamaan tertentu. Ini membantu memastikan keabsahan ajaran yang diikuti.

Jadi, sanad diberlakukan terutama dalam konteks hadis Islam dan digunakan untuk memastikan keandalan dan keabsahan informasi keagamaan yang diteruskan melalui generasi-generasi.

Kelompok sanad

Sanad dalam tradisi ilmu hadis Islam dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria, terutama terkait jumlah perawi (narrator), kualitas perawi, dan karakteristik tertentu. Beberapa kelompok sanad yang umum diidentifikasi dalam ilmu hadis termasuk:

    Mutawatir (مُتَواتِر): Sanad mutawatir merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh jumlah perawi yang sangat besar sehingga tidak mungkin terjadi kesepakatan palsu. Jumlah perawi yang mencukupi ini dapat bervariasi menurut pendapat para ulama, tetapi umumnya dianggap sebagai jumlah yang sangat besar sehingga dapat diandalkan sepenuhnya.

    Ahad (أَحادِ):
        Masyhur (مَشْهُور): Sanad masyhur memiliki jumlah perawi yang cukup besar, tetapi tidak sebanyak mutawatir. Meskipun tidak mencapai tingkat mutawatir, sanad ini masih dianggap kuat.
        Aziz (عَزِيز): Sanad aziz memiliki jumlah perawi yang lebih sedikit dari masyhur, tetapi masih dianggap kuat.
        Ghareeb (غَريب): Sanad ghareeb memiliki jumlah perawi yang sedikit dan kurang dikenal. Sanad ini dapat dianggap lemah jika perawinya tidak dapat diandalkan.
        Mardud (مردود): Sanad mardud merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dianggap tidak dapat dipercaya atau diragukan keandalannya.

    Musnad (مسند) dan Mutasil (متصل):
        Musnad: Sanad musnad adalah sanad yang mencakup semua perawi yang menyampaikan hadis tersebut dari awal hingga akhir rantai tanpa ada kesenjangan.
        Mutasil: Sanad mutasil adalah sanad yang memiliki satu atau beberapa perawi yang tidak tercantum dalam rantai, tetapi informasi itu dianggap tidak hilang atau dirusak.

    Mursal (مرسل): Hadis mursal memiliki satu atau beberapa perawi yang hilang di tengah rantai, dan pembawa hadis langsung menghubungkannya dengan Nabi Muhammad tanpa menyebutkan perawi yang hilang.

Kelompok-kelompok ini membantu para ulama dalam menilai keandalan dan keabsahan suatu hadis. Analisis sanad adalah bagian integral dari kajian hadis dalam Islam, karena keberadaan dan karakteristik perawi sangat memengaruhi status keilmuan suatu hadis.

Mengapa mengikuti sanad?

Mengikuti sanad (rantai perawi atau narator) dalam ilmu hadis Islam memiliki beberapa tujuan dan manfaat. Beberapa alasan mengapa penting untuk mengikuti sanad termasuk:

    Menjaga Keabsahan dan Keandalan Hadis: Sanad membantu dalam menilai keandalan suatu hadis. Dengan memeriksa karakter dan keandalan setiap perawi dalam rantai transmisi, para ahli hadis dapat menentukan apakah hadis tersebut dapat diandalkan atau tidak. Ini membantu menjaga integritas dan keabsahan ajaran-ajaran Islam yang diteruskan melalui hadis.

    Melacak Asal-Usul Informasi: Sanad membantu dalam melacak asal-usul informasi atau ajaran keagamaan yang disampaikan melalui hadis. Dengan mengetahui perawi-perawi yang terlibat dalam mentransmisikan hadis, seseorang dapat memahami konteks historis dan lingkungan di mana hadis tersebut diucapkan.

    Mencegah Penyebaran Informasi Palsu: Dengan mengikuti sanad, umat Islam dapat mencegah penyebaran informasi palsu atau hadis-hadis yang tidak dapat dipercaya. Proses penelitian dan evaluasi sanad membantu menyingkirkan hadis-hadis yang lemah atau diragukan keandalannya.

    Menjaga Kualitas Ilmu Hadis: Mengikuti sanad adalah bagian dari tradisi ilmu hadis yang bertujuan untuk menjaga kualitas dan keabsahan informasi keagamaan. Ini memastikan bahwa ajaran-ajaran Islam yang disampaikan melalui hadis memiliki dasar yang kuat dan dapat dipercaya.

    Menghormati Proses Transmisi Ilmu: Dalam Islam, penghormatan terhadap sanad juga mencerminkan penghargaan terhadap proses transmisi ilmu. Mengetahui perawi-perawi yang membawa hadis dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah bagian dari menghormati upaya dan dedikasi para ulama sepanjang sejarah Islam.

    Mendukung Kecermatan dan Kritisisme Ilmiah: Proses menilai sanad membutuhkan kecermatan dan kritisisme ilmiah. Ini mendorong para ulama dan peneliti untuk memeriksa dengan cermat keandalan sumber-sumber ilmu agama, sehingga menjaga standar keilmuan dalam tradisi Islam.

Mengikuti sanad, oleh karena itu, adalah suatu cara untuk memastikan bahwa ajaran-ajaran Islam yang diwariskan melalui hadis memiliki dasar yang kuat, dapat dipercaya, dan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip Islam.


Bagaimana tenang sanad palsu?

Mengidentifikasi sanad palsu (rantai perawi palsu atau hadis palsu) adalah tugas yang kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam tentang ilmu hadis. Para ahli hadis memiliki berbagai metode dan kriteria untuk menilai keabsahan sanad dan mengidentifikasi hadis palsu. Beberapa metode yang umumnya digunakan melibatkan:

    Memeriksa Kualitas Perawi (Rijal al-Hadis): Ahli hadis memeriksa karakter dan keandalan perawi yang terlibat dalam rantai transmisi hadis. Hal ini mencakup penilaian terhadap integritas moral, kecerdasan, keadilan, dan keandalan perawi. Jika ada keraguan terhadap karakter atau keandalan perawi, hadis tersebut dapat dianggap lemah atau palsu.

    Ketepatan Waktu dan Tempat (Zaman dan Makanan): Para ahli hadis memperhatikan apakah hadis tersebut sesuai dengan konteks waktu dan tempat di mana peristiwa tersebut diklaim terjadi. Konsistensi dengan sejarah dan konteks kehidupan Nabi Muhammad adalah faktor penting dalam menilai keabsahan hadis.

    Melibatkan Konsep 'Mutaba'at' (Memeriksa Kesesuaian dengan Ajaran Islam Lainnya): Jika suatu hadis bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam atau dengan hadis-hadis lain yang sahih, para ahli hadis mungkin meragukan keabsahannya. Konsep "mutaba'at" mengacu pada kesesuaian hadis dengan ajaran-ajaran Islam secara keseluruhan.

    Membandingkan dengan Sumber-Sumber Lain: Ahli hadis membandingkan hadis yang dipertanyakan dengan sumber-sumber lain dan menilai konsistensinya. Jika hadis tersebut tidak konsisten dengan sumber-sumber lain yang dianggap sahih, itu dapat menjadi indikasi potensial kepalsuan.

    Kajian Matan Hadis (Isi): Selain memeriksa sanad, ahli hadis juga memeriksa matan hadis (isi) untuk melihat apakah ada ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip ajaran Islam atau dengan informasi yang telah diketahui.

    Analisis Kritis terhadap Rantai Transmisi: Ahli hadis melakukan analisis kritis terhadap rantai transmisi hadis untuk memeriksa apakah perawi yang terlibat dapat diandalkan dan apakah ada celah dalam sanad yang dapat menimbulkan keraguan.

    Penggunaan Buku-Buku Kritik Hadis: Ada buku-buku khusus yang membahas hadis-hadis yang dianggap lemah atau palsu. Para ahli hadis dapat merujuk pada literatur ini untuk mendapatkan panduan dalam menilai keabsahan suatu hadis.

Penting untuk dicatat bahwa identifikasi sanad palsu adalah tugas yang membutuhkan keahlian dan pengetahuan dalam ilmu hadis. Ini dilakukan oleh para cendekiawan dan ahli hadis yang telah mendalami metodologi kritik hadis untuk memisahkan hadis yang sahih dari yang palsu. Identifikasi hadis palsu adalah bagian dari upaya untuk menjaga kebersihan dan keaslian tradisi hadis Islam.

Pitutur Budaya Jawa tentang filosofi Gamelan

Budaya Jawa penuh dengan berbagai pitutur atau nasehat diantaranya adalah filosofi Gamelan.

Berikut nama alat gamelan dan maknanya tertinjau dari sudut filosofi:

1. Kendhang/ gendang

Saking tembung kendhali sarta padhang. 

Dari kata kendali dan cerah 

Tegesipun pikajengan kedah saget dipun kendhalekaken utawi meper hawa nafsu

Maksudnya adalah pikiran harus cerah dan dikendalikan


2. Gong

Tegesipun Agung,  Allah Ta,ala atau Tuhan Maha Agung,  sedaya gegayuhan saget kasembadan menawi Gusti Allah Maha Agung marengaken nugraha. 

Artinya besar, Allah atau Tuhan maha besar, semua keinginan dapat terlaksana apabila Tuhan mengabulkannya.


3. Bonang 

Saking tembung babon sarta menang.  Mengku suraos saget menang  anggenipun meper hawa nafsunipun piyambak. 

Dari kata induk dan menang. Menang apabila dapat menguasai hawa nafsunya sendiri.


4. Panembung

Tegesipun nembung dhateng Allah ( donga)  mugi sedaya gegayuhan amrih saget kasembadan nyuwunipun dhateng Allah,  ampun ngantos syirik.

Artinya meminta hanya kepada Allah, semoga semua keinginan tercapai mintalah pada Allah dan hindari syirik.


5. Panerus

Tegesipun putra keturunan, ing pangajab sedaya piwucal ajaran agami  saget kalajengaken dhateng putra keturunan.  

Artinya adalah anak keturunan dengan harapan semua ajaran agama dapat diteruskan ke keturunan.


6. Seruling/ Suling

Saking tembung nafsu sarta eling. 

Dari kata nafsu dan ingat

Tegesipun tansah emut (eling)  dhateng Allah.

Maksudnya agar supaya ingat kepada Allah.


7. Kempul

Tegesipun kumpul,  mengku suraos panyuwunan sembahyang sholat sageta berjamaah sesarengan. 

Artinya kumpul supaya sembahyang meminta permohonan dengan bersama sama


8. Saron

Tegesipun seru (keras) , sedaya pakaryan sarta dakwah Islam dipun lampahi kanthi estu-estu linambaran manah ingkang ikhlas,  "kerja keras " datan kenging kendel "pantang putus asa".

Semua pekerjaan dijalani dengan ikhlas dan kerja keras.


9. Gambang

Tegesipun gamblang,  cetha,  wijang. 

Artinya terbuka, jelas dan bijak

Ing pamengku sedaya dawuh pangandikan utawi dakwah dipun aturaken kanthi gamblang  gampil dipun pahami mboten nuwuhaken klentu panampi.  Tundhonipun nuwuhaken salah paham utawi Paham ingkang salah.  


10. Kethuk

Tegesipun mathuk utawi sarujuk.  Ngemu suraos mugi sedaya tiyang kedah sarujuk sedaya dhawuh saha awisanipun Allah Ta,ala


11. Gender

Saking tembung gendera, mengku suraos pambukaning utawi wiwitaning  tiyang agesang wonten donya . Winastan Loka Pana (jagad padhang). Jagading bayi ingjang nembe lahir. 


12. Rebab

Tegesipun sedaya gegayuhan dipun lambari budi pekerti luhur. 


13. Siter

Tegesipun Pamengku Yatmaka,  mugi dadosa titah ingkang sampurna sakderengipun tinimbalan Allah swt.  Gayuh sampurnaning pati. 


Suraos saking sedaya harmonisasi alat gamelan inggih punika :

1. Netepaken gayuhan ingkang utama mboten dipun parengaken netepaken gayuhan ingkang mboten wonten mupangatipun.  

2. Kedhah dipun upaya mugi enggal saget kasembadan kanthi linambaran raos sabar mboten kenging grusa grusu

3. Wening ing penggalih

4. Tansah manungku puja mring Gusti Allah.

Ing wasana URIP IKU URUP,  TETEP ELING LAN WASPADA.!!!

Salam Rahayu..

Apa yang dimaksud dengan Sasaran Kinerja Pegawai atau istilah kerennya SKP?

Bagi pegawai negeri, penilaian diperlukan oleh pemerintah untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja selama kurun waktu satu tahun yang tertuang dalam pembuatan dan pelaporan SKP. Sesuai aturan, SKP disusun di awal tahun dan diberi penilaian pada akhir tahun berjalan oleh pihak terkait, dalam hal ini atasan pegawai negeri yang dimaksud.

Sebagai ilustrasi bila pegawai negeri itu adalah guru, maka atasannya adalah kepala sekolah. Jika pegawai negeri itu adalah kepala sekolah, maka atasannya adalah Kepala Bidang Pendidikan Pemuda dan Olahraga, sekaligus dinilai sendiri sebagai guru. Jadi kepala sekolah memiliki 2 penilaian kinerja dalam SKP.

Berikut ulasan dan penjelasan lengkap tentang apa, mengapa, kapan, siapa dan bagaimana sebuah SKP harus dibuat.
SKP merupakan Sasaran Kerja Pegawai yang ada dalam salah satu unsur di dalam Penilaian Prestasi Kerja PNS yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011. Perbedaan mendasar antara DP3 dengan SKP adalah kalau DP3 yang dinilai lebih pada perilaku kerja PNS yang bersangkutan, sedangkan SKP lebih mengacu pada capaian kinerja PNS yang bersangkutan dalam setiap targetnya.

Ketentuan SKP
1. Setiap PNS wajib menyusun SKP.
2. SKP memuat tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur.
3. SKP harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai
4. Dalam hal SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat penilai maka keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final.
5. SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari.
6. Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah melaksanakan tugas atau surat perintah menduduki jabatan.
7. PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS.
8. SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yg harus dicapai. Setiap kegiatan tugas jabatan yg akan dilakukan harus berdasarkan pada tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugas yg telah ditetapkan dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).

Setiap PNS wajib menyusun SKP berdasarkan RKT instansi. Dalam menyusun SKP harus memperhatikan hal-hal sbb:
• Jelas
• Dapat diukur
• Relevan
• Dapat dicapai
• memiliki target waktu

Unsur-Unsur Sasaran Kerja Pegawai
1. Kegiatan Tugas Jabatan
Mengacu pada Penetapan Kinerja/RKT. Dalam melaksanakan kegiatan tugas jabatan pada prinsipnya pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan tertinggi s/d jabatan terendah secara hierarki.
2. Angka Kredit (Fungsional/Guru)
3. Target.

Dalam menetapkan target meliputi aspek sbb:
• Kuantitas (Target Output)
• Kualitas (Target Kualitas)
• Waktu (Target Waktu)
• Biaya (Target Biaya)

Tata Cara Penilaian SKP
Nilai capaian SKP dinyatakan dengan angka dan keterangan sbb:
91 – ke atas : Sangat baik
76 – 90 : Baik
61 – 75 : Cukup
51 – 60 : Kurang
50 – ke bawah : Buruk

Penilaian SKP meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan/atausesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada masing-masing unit kerja.

Rumus Capaian SKP
Tugas tambahan dan Kreativitas SKP
1. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan atau pejabat penilai yang berkaitan dengan tugas jabatan;
2. Menunjukkan kreativitas yang bermanfaat bagi organisasi dalam melaksanakan tugas jabatan
• Tugas tambahan yg dilakukan dalam 1 tahun sebanyak 1-3 kegiatan nilai 1
• Tugas tambahan yg dilakukan dalam 1 tahun sebanyak 4-6 kegiatan nilai 2
• Tugas tambahan yg dilakukan dalam 1 tahun sebanyak 7 kegiatan atau lebih nilainya 3.

Apabila seorang PNS pada tahun berjalan menemukan sesuatu yg baru dan berkaitan dengan tugas pokoknya serta dapat dibuktikan dengan surat keterangan dari:
1. Unit kerja setingkat Eselon II
2. Pejabat Pembina Kepegawaian
3. Presiden
maka akan diberikan nilai kreativitas sbb:
• Apabila hasil yg ditemukan merupakan sesuatu yg baru dan bermanfaat bagi unit kerjanya dan dibuktikan dengan surat keterangan yg ditandatangani oleh kepala unit kerja setingkat eselon II. Nilai 3
• Apabila hasil yg ditemukan merupakan sesuatu yg baru dan bermanfaat bagi organisasinya serta dibuktikan dengan surat keterangan yg ditandatangani oleh PPK.Nilai 6
• Apabila hasil yg ditemukan merupakan sesuatu yg baru dan bermanfaat bagi negara dengan penghargaan yg diberikan oleh Presiden. Nilai 12
1. Dalam hal kegiatan tugas jabatan didukung oleh anggaran maka penilaian meliputi aspek biaya.
2. Setiap instansi menyusun dan menetapkan standar teknis kegiatan sesuai dengan karakteristik, sifat, jenis kegiatan, dan kebutuhan tugas masing-masing jabatan.
3. Instansi dalam menyusun standar teknis kegiatan dilakukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara
4. Dalam hal realisasi kerja melebihi dari target maka penilaian SKP capaiannya dapat lebih dari 100 (seratus)
5. Dalam hal SKP tidak tercapai yang diakibatkan olehfaktor diluar kemampuan individu PNS maka penilaian didasarkan pada pertimbangan kondisi penyebabnya

PERILAKU KERJA PNS
Perilaku Kerja merupakan salah satu unsur yang memuat 40% Penilaian Prestasi Kerja PNS.
Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:
• Orientasi pelayanan
• Integritas
• Komitmen
• Disiplin
• Kerja sama
• Kepemimpinan
1. Penilaian kepemimpinan hanya dilakukan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural.
2. Penilaian perilaku dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai terhadap PNS sesuai kriteria yang ditentukan.
3. Pejabat penilai dalam melakukan penilaian perilaku kerja PNS dapat mempertimbangkan masukandaripejabat penilai lain yang setingkat dilingkunga unit kerja masing-masing.
4. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100(seratus).

Demikian penjelasan tentang SKP, semoga bermanfaat bagi Anda.

Apa dan mengapa virus Ransomware atau Wanna cry sangat berbahaya di dunia cyber?

Deutche Welle telah mengeluarkan pernyataan bahwa virus Ransomware aka Wanna cry telah menyerang lebih dari 100 negara didunia.
Rusia, Ukraina dan Taiwan adalah tiga negara yang paling parah terkena dampak virus ini. Salah satu penyebaran virus ini adalah lewat tautan E-mail yang terkadang kita tidak mengetahuinya. Tautan dalam E-mail ini disamarkan untuk mengelabuhi pengguna.
Inilah tampilan layar yang terkena dampak virus Ransomware:
Virus ini juga menyebar sangat cepat dari unduhan aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya, seperti tool application, pc game, editor software, maupun dari unduhan lagu.
Begitu aplikasi atau sofware terinstal di komputer secara otomatis virus ini juga tertanam di komputer dan menyebabkan layar terkunci. Bisa saja anda membukanya namun diperlukan key khusus yang harus didapatkan dengan cara membayar ke vendor yang dimaksud. Alih alih dengan cara membayar, komputer atau perangkat digital anda telah terkunci dan terenskripsi secara otomatis, pun kadang tak dapat dibuka dengan sendirinya.

Dan yang paling mengejutkan adalah bahwa virus ini menyerang hampir 90% pengguna yang menggunakan sistem operasi Windows dari Microsoft Coorporation. Virus pemalak atau pemeras ini saat ini belum dapat sepenuhnya di mitigasi.
Bagaimana cara terhindar dari amukan virus pemeras Wanna Cry ini? Jawabannya relatif, atau setidaknya mulai dari saat ini anda perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya;
- menggunakan saluran internet yang terpercaya dari vendor kuat.
- Hindari menggunakan hot spot tanpa kunci
- Bila anda menerima link E-mail yang meragukan, hati hati atau biarkan saja.
- Karena serangan virus ini salah satunya melalui virus Trojan, gunakan anti virus yang dapat menghilangkannya.
- Update atau perbaharui sistem operasi komputer anda.
- Hindari mengunduh file sembarangan, belilah software atau perangkat lunak yang resmi.
- Gunakan Android sesuai kebutuhan, karena bukan mustahil virus ini menyebar lewat perangkat ini.
- Cadangkan data anda dimanapun seperti di Flash Dish, Hard Disk External, Cloud storage seperti Google Drive.
- Aktifkan program Firewall di komputer anda.
- Jalankan Windows in Safe mode bila anda secara tidak sengaja membuka E-mail yang mencurigakan.

Demikian sekilas penjelasan mengenai apa dan bagaimana virus Ransomeware. Berita selengkapnya dapat anda lihat di situs resmi Deutsche Welle com

Babagan Bausastra Jawa lan contone, nganggo artine ing Bahasa Indonesia

Bausastra yoiku salah sawijining kumpulan tembung lan artine sing diarani kamus. Bausastra Jawa akeh wernane lan luas cakupane. Ning posting iki panjenengan arep tak jak sinau bareng bareng babagan Bausastra jawa, mugi migunani tumrape awake dhewe.
A. Pangertian
Bausastra utawa kamus yaiku buku utawa lembaran sing isiné daftar lan définisi tembung-tembung Basa Jawa. Tembung tembung kui mau dikelompokke miturut jenise kaya ta tembung aran, tembung ganti lan sak piturute.
Bausastra Basa Jawa kui akeh wernane contone Bausastra Jawa Ngoko, Basastra Jawa Krama Madya lan Basa Jawa Krama Inggil.
B. Cara lan Tuladha:
1. Nglumpukakke tembung-tembung lan tegese Basa Jawa
2. Ngurutakke tembung-tembung Basa Jawa.
C. Tuladha Bausastra Basa Jawa
Tuladha – tuladha iki yaiku tuladha Bausastra jawa ngoko, krama madya, lan krama inggil nganggo katrangane atawa artine basa jawa ngoko lan ditambahi arti Basa Indonesiane.
Wondene neng mburu tembung ono katerangane sing diprathelakkake koyo to:
(ta) tembunga aran = kata benda
(tg) tembung ganti = kata ganti
(tk) tembung kriya = kata kerja
(tkr) tembung katrangan = kata keadaan
(tpw) tembung panguwuh = kata seru
(tpr) tembung pangarep = kata depan
(tpy) tembung panyambung = kata sambung
(ts) tembung sipat = kata sifat
(tsd) tembung sandhangan = kata sandang
(tw) tembung wilangan = kata bilangan.

Saiki contone sing kongkret:

• atus (ts) wis ora ono banyune, sudah tak ada airnya
• awak (ta) awak, badan
• awang (tk) ngitung tanpa alat, menghitung tanpa alat
• awang-awang (ta) langit bebas
• awèh (tk) menehi, memberi
• awèt (ts) ora cepet rusak, tidak cepat rusak
• awis ; awis (tkr)larang
• awis-awis; awis-awis (ts) arang, jarang
• awoh (tk) berbuah
• awon awon (ts) elek, jelek/buruk
• awor (tk, tkt) campur dadi siji karo, bercampur dengan
• awrat (tk) abot, berat
• awu (ta) abu
• awur (tk) sebar
• awur (tk, tkt) asal-asalan
• awut (tk) membuat berantakan
• ayahan (ta) kewajiban
• ayam; ayam (ta) pitik, ayam
• ayem (ts) tentrem, tentram (hati)
• ayo (tpw) ayo
• ayom (tk) perlindungan
• ayu (ts) cantik
• bujana (ta) panganan, hidangan
• bujel (ts) tumpul
• bulak (ts) pudar warnanya
• bulak (ta) daerah terbuka/ padang
• bulan (ta) bulan
• bumbu (ta) bumbu; rempah-rempah
• bumbung (ta) tempat berbentuk pipa besar atau terbuat dari bambu
• bumpet (ts) tersumbat
• bunder (ts) bundar
• bundhas (ts) melecet (cedera)
• bundhel (ts) ujungnya membulat
• bundhet (ts) diberi ikatan mati pada ujungnya (mis. benang)
• bung (ta) rebung
• bungah (ts) seneng, gembira
• bungkem (tk) meneng, diam; tidak mau mengatakan apa-apa
• bungkik (ts) cuilik banget, kerdil
• bungkil (ta) ampas minyak kacang
• bungkus (ta) bungkus
• bungur (tg) nama tanaman
• buntel (tk) bungkus
• buntet (ts) buntu; tidak berongga
• buntil (ta) masakan terbuat dari kelapa muda, ikan teri dan daun keladi sebagai pembungkus
• buntu (ts) buntu
• buntung (tsa) ilang pucuke, hilang/patah bagian ujungnya
• burek (ts) legap
• bureng (ts) blabur, ora jelas didelok, tidak jelas terlihat
• buri (tkr) belakang
• burik (ts) lorek, bopeng
• buru (tk) oyak, kejar
• buruh (ta) kerjo karo wong liyo, bekerja untuk orang lain
• busana (ta) pakaian
• busana (tk) berpakaian
• buthak (ts) botak
• buthuk (ts) membusuk (untuk ikan)
• buwang (tk) guwang, buang
• buyut (ta) putu, cicit
• buyuten (ts) kedher, bagian tubuhnya bergerak-gerak tidak terkendali karena ketuaan
C
• cabar (ts) ilang artine, kehilangan arti
• cabé (ta) nama rempah untuk jamu
• cacat (ts) cacat
• cadhong (tk) njagakke, menadahkan tangan
• cagak (ta) tongkat/penyangga
• cakepan (ta) lirik lagu
• cakot (tk) cokot, gigit
• cambah (ta) thokolan, tauge
• campur (tk) campur
• candala (ts) olo, jahat
• candhik kala (ta)semburat merah di langit pada saat senja hari
• candra (ta) bulan
• candra (ta) kiasan
• cantrik (tg) murid padepokan
• candramawa (ta) kucing ireng, kucing hitam
• cangkem (ta) tutuk, mulut
• cangking (tk) nggowo barang, jinjing
• cangkir (ta) cangkir, mug
• cangklong (ta) pipa
• cangklong (tk) menyandang di bahu (mis. tas)
• cakra (ta) senjata dalam pewayangan; lingkaran
• canthas (ts) bicaranya lantang (untuk wanita)
• canthèl (ta) sejenis jagung
• cantheng (ta) radang di jari, umumnya di ibu jari kaki akibat tertusuk kuku
• canthing (ta) alat untuk membatik
• canthol (tk) kecenthel, cantol
• capil (ta) topi petani, bentuknya bulat berujung runcing
• caping (ta) topi petani, bentuknya bulat berujung runcing
• caplak (ta) campak, penyakit kulit
• caplok (tk) emplok, memasukkan semua ke dalam mulut
• cara (ta) cara
• caraka (ta) utusan
• carang (ta) ranting
• carita (ta) cerita
• carup (tk) raup, membasuh
• cathèk (tk) dicathek, gigit (anjing)
• cathet (tk) catat
• catur (ts) papat, empat
• caturan (tk) ngomong adu arep, bercakap-cakap
• cawang (ta) regetan, kotoran di langit rumah
• cawet (ta) daleman, celana dalam
• cawé-cawé (tk) turun tangan, ikut campur
• cawis (tk) sedia
• cawik (tk) cewok, cebok
• cawuk (tk) njupuk banyu nganggo tangan, mengambil dengan cara menyendokkan tangan
• cecak (ta) cicak
• cedhak (ts) dekat
• cédhal (ts) cadel; tidak bisa mengucapkan bunyi tertentu dengan benar
• cegat (tk) hadang
• cèkèr (ta) kaki unggas
• cekel (tk) pegang
• celempung (ta) alat musik bagian dari gamelan
• cekak (ts) tidak mencukupi; ukurannya tidak memadai; pendek sekali
• cekakakan (tk) tertawa-tawa dengan keras, terbahak bahak
• cekakik (ta) ampas kopi (sisa setelah diminum)
• celak (ts) cerak, dekat
• celak (ta) penegas garis tepi mata
• celuk (tk) nyeluk, panggil
• celak (ta) penegas garis tepi mata
• cemani (ts) ireng menges menges, hitam sekali
• cemawis (ts) tersedia
• cemeng (ta) ireng, hitam
• cemèng (ta) anak kucing
• cemèt (ts) pipih karena tertimpa/tertekan beban berat
• cemplang (ts) tidak sedap/ kurang pas (mis. nada, rasa)
• cemplung (tk) masuk (dalam cairan)
• cendhak (ts) cendhek, pendek
• cengkir (ta) buah kelapa yang masih sebesar kepalan, belum berdaging buah
• cepak (ts) tersedia, siap
• cepak-cepak (tk) siap-siap
• cepeng; cepeng (tk) cekel, pegang
• ceplus (tk) gigit (untuk cabai)
• cepuk (ta) wadah kecil, biasanya untuk menyimpan perhiasan
• cerek (ta) tanda bunyi “re” pada aksara Jawa
• cèrèt (ta) cerek
• ceriwis (ts) akeh omonge, banyak bicara
• cetha (tkr) jelas
• cethèk (tk) dangkal
• céthok (ta) sendok semen
• cethik (tk) menyalakan (api)
• cethil (ts) pelit
• cethot (tk) cubit besar
• cicil (tk) angsur
• cicip (tk) merasai
• cidra (tk) tidak menepati janji
• cidra (tk) curi; culik
• cilaka (ts) celaka
• cilik (ts) kecil
• cingak (ts) terkejut karena heran
• cluluk (tk) tiba-tiba berkata
• clingus (ts) pemalu, tidak percaya diri
• cluluk (tk) tiba-tiba berkata
• cluthak (ts) suka mencuri makanan (untuk hewan, terutama kucing)
• clomètan (tk) berteriak tak beraturan/bersahutan
• climèn (tkr) kecil-kecilan
• cocot (ta) mulut (kasar)
• colong (tK) curi
• colok (ta) penerangan/ obor
• congor (ta) hidung binatang berkaki empat
• conthèng (ta) coret silang
• coplok (tkr) tanggal
• copot (ta) tanggal/cabut
• coro (ta) kecoa
• cotho (ts) repot karena ditinggalkan; kehilangan andalan
• crah (tkr) bercerai; saling bermusuhan
• cubles (tk) menusuk dengan benda runcing
• cubluk (ts) bodho, kuper, bodoh
• cucuk (ta) paruh
• cucakrawa (ta) nama burung
• cungkup (ta) atap makam
• culek (tk) mencolok mata
• culik (tk) mengambil sebagian nasi yang sedang dimasak
• culik (tk) culik
• cunduk (ta) tusuk
• cundrik (ta) keris kecil
• cupet (ts) terbatas
• cupu (ta) wadah kecil, biasanya untuk menyimpan perhiasan
• curek (ta) kotoran telinga
• cures (ts) habis/tertumpas
• curut (ta) tikus bermoncong runcing
• cuthik (ta) tongkat penunjuk/ potongan dahan
• cuwa (ts) kecewa
• cuwil (tk) mengambil sebagian kecil
• cuwil (tkr) terkoyak/terpotong /pecah sedikit di bagian tepi
D
• dadak (ta) harus, terpaksa
• dadakan (tkr) tanpa rencana
• dadakan (ta) pemicu timbulnya permasalahan
• dadar (ta) makanan/ telor digoreng melebar tipis
• dadèn-dadèn (ts) jadi-jadian
• dhadhal (ts) runtuh terbawa arus air
• dadi (ts) jadi
• dados; dados (ts)jadi
• dagang (tk) berdagang
• dahana (ta) geni, api
• dahuru (ta) huru-hara
• dahwèn (ta) suka mencerca
• (ts) dalah (tpy)dan; bersama dengan
• (ts) dalan (ta) jalan
• (ts) dalem (ta) rumah
• dalu; dalu (ta, tkr) mbengi, malam
• (ts) damar (ta) lak
• damar (ta) pelita
• damèn (ta) barang padi
• dami (ta) jerami nangka
• damu (tk) tiup
• dandan (tk) bersolek/ merias diri
• dandan-dandan (tk)memperbaiki bangunan (rumah dsb.)
• dandang (ta) periuk nasi
• dandos; dandos (tk) perbaiki
• danawa raksasa
• dara (ta) burung dara
• dara (ts) betina muda (untuk ayam)
• darbé (tk) milik, mempunyai
• darma (ta) darma, kewajiban dalam hidup
• dasa (tw) puluh
• dawa (ts) panjang
• dawet (ta) cendol
• daya (ta) daya
• daya-daya (tkr) bersegera
• dédé (tkr) dudu, bukan
• degan (ta) kelapa muda
• deling (ta) bambu
• demèk (tk) pegang
• déné (tpy) sedangkan
• dengkul (ta) lutut
• désa (ta) desa
• déwa (ta) dewa
• dhadha ngakui salahe, mengakui kesalahan
• dhadha (ta) dada
• dhadhak (ta) getah
• dhadhakmerak (ta) pemain dalam kesenian reog yang memakai hiasan bulu merak di kepalanya
• dhadhu (ta) dadu
• dhadhung (ta) tali
• dhagelan (ta) lawak
• dhangka (ta) tempat asal
• dhalang (ta) dalang
• dhawah; dhawah (tk) tibo, jatuh
• dhawuh (ta; tk) ucapan; perintah; memerintahkan
• dhayoh (ta) tamu
• dhédhé (tkr) berjemur dibawah sinar matahari
• dhèdhèl (ts) terlepas jahitannya
• dhèdhès (ta) bau harum yang keluar dari tubuh musang
• dhedhes (tk) mendesak seseorang dengan pertanyaan agar ybs mengaku/ membuka rahasia
• dhemen (tk) suka
• dhèmpèt (ts) melekat/rapat.
• dhèndhèng (ta) daging dikeringkan dengan bumbu tertentu
• dhéwé (tkr) sendiri; sendirian
• dhidhis (tk) mencari kutu di kepala sendiril
• dhingklang (ts) pincang
• dhingkluk (tk) tunduk/menghadak ke bawah
• dhodhog (tk) ketuk pintu
• dhodhos (tk) bolongi seko ngisor,lubangi dari bawah
• dhompol (tw) untingan sak prol, untaian dalam 1 tangkai (untuk buah)
• dhondhong (ta) jeneng woh, nama buah
• dhongkol (ta) mantan pejabat
• dhoyong (ts) miring
• dhudha (ta) duda
• dhupak (tk) nendhang nganggo tungkak, tendang menggunakan tumit
• dhuwit (ta) dit, uang
• dhuwur (ts) tinggi
• dingklik (ta) bangku cuilik, bangku kecil
• disik (tkr) sakdurunge, terlebih dulu
• dluwang (ta) kertas
• dolan (tk) main, bertandang
• dolanan (ta, tk) bermain, mainan, permainan
• donga (ta) donga, doa
• dora (tkr) ora jujur, tidak terus terang
• dosa (ta) dosa
• drèngès (ta) bunga sirih
• driji (ta) jari
• dubang (ta) ludah merah/ ludah orang yang makan sirih
• duduh (ta) kuah
• duduh (tk) beritahu
• dugang (tk) tendang dengan lutut
• dulur (ta) sedulur, saudara
• dulit (tk) ndemok sithik, colek
• dumuk (tk) ndemok rodo akeh, sentuh
• dumunung (tk) ono, berada; bertempat
• dunung (ta) papan, tempat
• duratmaka (ta) wong nyolong, pencuri
• duren (ta) durian
• durung (tkr) urung, belum
• dustha (tk) curi
• duwa (tk) tentang, lawan, tidak menyetujui
• dwi (tw) dua
E
• éca; éca (ts) enak
• édan (ts) gila
• eden (tk) ejan
• édhum (ts) terlindung dari sinar matahari
• èdi (ts) indah
• éka (tw) siji, satu
• elar (ta) bulu unggas
• èlèk (ts) elek, buruk
• éling (tk, ts) ingat, sadar
• élok (tkr) aneh, ajaib
• eluk (tk) tekuk, dilipat
• éman (tk) sayang kalau hilang atau rusak
• embah (ta) mbah, nenek/kakek
• embuh (tpw) entah
• emoh (tk) ora gelem, tidak mau
• emplok (tk) ngemplok neng cangkem, memasukkan ke mulut
• empuk (ts) lembut
• émut ; émut (tk) kelingan, ingat
• emut (tk) kulum
• enak (ts) enak
• èncèr (ts) cair
• éndah (ts) apik tenan, indah
• endas (ta) ndas kewan, kepala binatang
• éndha (tk) berkelit
• éndhang (ta) gadis padepokan
• éndhang (tk) niliki, jenguk
• endi (tg) mana
• endog (ta) telur
• enek (ts) mual
• enem (tw) enam
• enep (tk) endap
• ener (ta) arah
• énggal (tkr) cepet, cepat
• énggal (ts) anyar, baru
• énggar (tk) hibur
• énggok (tk) menggok, belok
• enggon (ta) tempat
• enjing; enjing (ta, tkr)esuk, pagi
• entas (tk) angkat, ambil
• enték (ts) habis
• entén (tk) tunggu
• entén-entén (ta) isi jajanan terbuat dari parutan kelapa dimasak dengan gula merah
• énthéng (ts) ringan
• énthong (ta) sendok nasi
• éntuk (tk) dapat, boleh
• entup (ta) sengat
• entut (ta) kentut
• enyang tawar (harga)
• epang (ta) dahan
• erah (tk) ambil
• éram (tk) heran
• eri (ta) duri
• esthi (tk) latih; pelajari
• estu (tkr) tenan, sungguh, jadi
• esuk (ta, tkr) pagi
• éthok-éthok (tk) pura-pura
• éwa (ts) kecelik, kecewa
• éwadéné (tpy) walaupun demikian
• éwah (tk) ubah; berubah
• éwuh (tk) rikuh; serba salah
• éyang (ta) mbah lanang, kakek
• éyup (ts) terlindung dari sinar matahari atau hujan
G
• gada (ta) gada; senjata pemukul
• gadhah (tk) mempunyai
• gabah (ta) padi yang telah terlepas dari tangkainya
• gagah (ts) gagah
• gagak (ta) burung pemakan bangkai
• gagang (ta) tangkai
• gagas (tk) pikir
• gagasan (ta) pemikiran
• gagé (tkr) cepat
• gajah (ta) gajah
• gajih (ta) lemak jenuh
• galak (ts) galak
• galar (ta) batang bambu; alas kasur
• galengan (ta) pematang, jalur pembatas petak sawah
• galih (tk) merasakan dalam hati
• gaman (ta) senjata
• gambang (ta) alat musik pukul, bagian dari gamelan
• gambar (ta) gambar
• gambas (ta) petola
• gambir (ta) buah pinang yang sudah diolah
• gambir anom (ta) nama tarian ksatria
• gambyong (ta) nama tarian untuk menyambut tamu
• gamel (tg) tukang merawat kuda
• gamelan (ta) alat musik Jawa
• gampang senang/mudah
• gampil (ts) gampang
• gamping (ta) kapur tembok
• ganda (ta) bau
• gandarwa (ta) hantu besar hitam
• gandheng (ts) gancet, gandeng
• gandhes (ts) luwes
• gandhol (tkr) bergantung pada sesuatu
• gandhul (tkr) tergantung (untuk benda yang berat)
• ganep (ts) genap
• gangsal (tw) lima
• gangsar (tkr) lancar
• ganjar (tk) ganjar
• ganjaran (ta) hadiah
• ganjil (ts) ganjil
• gantung (tk) gantung
• gaplek (ta) singkong yang dikeringkan
• gapuk (ts) rapuh dimakan usia (untuk kayu)
• gapyuk (tkr) tidak sengaja bertemu berhadapan
• garan (ta) gagang, batang
• garing (ts) kering
• garu (ta; tk) alat penggaruk tanah; menggaruk tanah
• garudha (ta) garuda, nama burung dalam mitos Jawa
• garwa (ta) suami/istri
• gasik (tkr) mruput, awal
• gatel (ts) gatal
• gathot (ta) makanan dari gaplek
• gawan (ta) bawaan
• gawang-gawang (tk)terbayang
• gawat (ts) gawat
• gawé (tk) buat
• gayuh (tk) capai
• geber (tk) layar penutup panggung
• gebug (tk, ta) hantam badan dengan benda keras; pemukul besar
• gedhang (ta) pisang
• gedhé (ts) besar
• gegana (ta) angkasa
• gegayuhan (ta) keinginan/cita-cita
• geger (ta) punggung
• gègèr (tkr) riuh
• gegedhug (ta) pimpinan (untuk kelompok penjahat, pembuat onar)
• gela (ts) kecewa
• gelak (tk) percepat
• gelang (ta) gelang
• gelar (tk) bentang (tikar)
• gelas (ta) gelas
• gelem (tk) mau
• gelis (tkr) cepat
• gemak (ta) burung puyuh
• gemang (tk) ora gelam, tidak mau
• gembili (ta) sejenis ubi/talas
• gemblak (ta) anak lelaki yang dijadikan kekasih seorang lelaki
• gemblung (ts) kenthir, rodo stres, rodo edan, kurang sak strip, tidak normal pikirannya
• gembok (ta) kunci, gembok
• gembor (ta) alat untuk menyiram tanaman
• gemes (tk) gemas
• gemlethak (ts) bergeletakan
• gemlundung (tk) bergelundungan
• gemuk (ta) lemak; pelumas
• gemrégah (tk) bangkit seketika
• gemrubug (tkr) kuwur, menderu (suara angin)
• gemrudug (tkr) lungo utawa teko jumlahe akeh, pergi/datangnya dalam jumlah besar
• genah (ts) jelas
• gendèr (ta) nama alat musik pukul
• gendhakan (ta) wanita utawa priyo simpanan, wanita atau lelaki idaman lain
• gendhèng (ts) atap rumah dari tanah liat
• genthèng (ts) genteng, atap rumah moderen dari genteng press, alumunium
• gendheng (ts) edan ra waras, gila
• gendhing (ta) lagu seko iringan gamelan, musik Jawa
• gendhuk (tg) wuk, nok, panggilan untuk anak perempuan
• gendruwo (ta) memedi ireng gedhe, hantu besar hitam
• gendul (ta) botol
• geni (ta) agni, api
• gènjèr (ta) nama sayuran
• genjot (tk) genjot
• gèntèr (ta) galah
• genthong (ta) tempayan
• genuk (ta) tempayan kecil
• gepuk (tk) pukul
• geplak (ta) nama jajanan terbuat dari kelapa parut dan gula
• gèpèng (ts) pipih
• gerah (ts) loro, sakit
• gerang (ts) balegh, dewasa
• gerèh (ta) iwak asin, ikan asin
• gering (ts) sakit
• germo (ta) mucikari lanang
• gero-gero (tk) menangis melolong-lolong
• gèsèh (ts) berbeda; tidak pas
• geseng (ts) ireng menges, hitam
• getak (tk) membentak, hardik
• getap (ts) cepat bertindak/bereaksi
• getas (ts) retas; mudah patah
• gèthèk (ta) rakit, perahu kecil untuk menyeberang sungai
• gething (tk) sengit, benci
• gethuk (ta) singkong rebus tumbuk
• getih (ta) darah
• getir (ts) rasa antara pahit menusuk
• getun (ts) menyesal
• gila (ts) jijik
• gilig (ts) tidak pipih
• ginanjar (tk) diberi hadiah/ganjaran
• giris (ts) ngeri
• githok (ta) belakang leher
• glangsaran (tkr) jatuh terkapar
• glathik (ta) burung gelatik
• glenik (tk) bujuk
• glethak (tk) terletak
• glindhing (tk) menggelinding; bergulir
• gludhug (ta) guruh
• glundhung (tk) menggelinding; terguling
• gobang (ta) kricik, uang logam
• gocèk (tk) berpegang
• godhag (ts) iso nggawe, mampu berbuat
• godhog (ts, tk) rebus
• godhong (ta) daun
• gombak (ta) surai kuda
• gombal (ta) kain lap, kain usang
• gondhal-gandhul (ts) berayun-ayun (untuk benda yang tergantung)
• gondhangen (ts) bengkak setelah dikhitan
• gondhelan (tk) gocekan, berpegang
• gondhok (ta) aboh neng gulu, bengkak pada kelenjar di leher
• gondhol (tk) digowo mlayu, bawa lari/gonggong
• gondhong (ta) bengkak pada leher
• gosong (ts) hangus
• gothot (ts) berotot
• gotong (tk) angkat
• gowang (ts) bolong pinggire, berlubang pada tepi (gigi, pisau)
• grabah (ta) perlengkapan rumah dari tanah liat
• gragal (ta) krakal, kerikil besar
• gragapan (tkr) dalam keadaan belum sepenuhnya terjaga dari tidur
• grahana (ta) gerhana
• grana (ta) irung, hidung
• grapyak (ts) gapyak, ramah
• grenengan (tk) ngrumpi, adol cao(kiasan), berbicara dengan suara rendah
• grèsèk (tk) golek barang turahan/ semlempit, mencari di antara sisa-sisa
• gringgingen (ts) kesemutan
• gringsing (tg) jenis kain/tenunan
• griya (ta) omah, rumah
• gruwung (ts) bolong gedhe, berlubang
• grudhal (ta) gadhul, kotoran gigi, jigong
• gudig (ta) kudis
• gudir (ta) agar-agar
• gugah (tk) bangunkan
• gugu (tk) percaya
• gulu (ta) leher
• gulung (tk) gulung
• guling (ta) bantal silinder, guling
• gumpil (tk) gripil, runtuh (tanah)
• gumuk (ta) bukit kecil
• gumyak (kr)) rame, ramai; ceria
• gundhul (ts) pronthos, tidak berambut
• gundhul (ta) ndas, kepala
• gurah (ta) nama tanaman
• gurah (tk) membersihkan saluran pernafasan menggunakan getah tanaman gurah
• gusah (tk) halau
• guwa (ta) gua
• guyon (tk) gurau
• guyub (ts) rukun, damai
• gudheg (ta) masakan terbuat dari nangka muda
• gori (ta) nangka muda
• gogor (ta) anak macan, anak harimau
• gugur (tk) mati neng peperangan, mati di medan perang
• grudug (tk) pergi/ datang dalam jumlah besar
• gya (tkr) segera
H
• hastha (tw) wolu, delapan
• hara (tpw) coba
• hayo (tpw) hayo
I
• iba (tsb) betapa
• iberé (ta) terbang
• ibu (ta) simbok, mamak, ibu
• ical; ical (ts) ilang, hilang
• idep (ta) bulu mata
• ider (tk) berjualan berkeliling
• idu (ta) ludah
• idhep-idhep (tsb) iseng iseng, sekalian; hitung-hitung
• idhi (ta) izin
• iga (ta) tulang belikat
• iguh (ta) upaya; cara
• ijir (tk) berhitung
• ijem; ijem (ts) hijau
• ijo (ts) hijau
• ijol (tk) tukar
• iket (ta) ikat kepala
• iki (tg) meniko, ini
• iku (tg) meniku, itu
• iler (ta) air liur
• iming-iming (ta) hadiah yang dijanjikan
• ila-ila (ta) kepercayaan; pantangan
• ilat (ta) lidah
• iler (ta) liur
• ili (ta) aliran (air, darah, dsb.)
• imbal (tsb) berselang-seling; saling
• imbu (tk) peram
• imbuh (tk) tambah; bonus
• impèn (ta) ngimpi, mimpi; impian
• ina (ts) ece, hina
• ing (tpr) di
• inger (tk) geser ngrubah arahe, pindah dengan merubah arah
• ingklik (ta) bunga singkong
• ingklik (tkr) cepat-cepat berlalu; berjalan cepat
• ingkung (ta) ayam panggang utuh
• ingsun (tg) saya
• ingu (tk) memelihara (hewan)
• ingon-ingon (ta) hewan peliharaan
• inuman (ta) omben, minuman
• iring (tk) iring
• iringan (tkr) samping
• ireng (ts) hitam
• isep hisap
• isih (tkr) masih
• isin (ta, ts) malu
• isis (ts) sejuk terkena semilir angin
• iwak (ta) ikan
J
• jabang (ta) bayi
• jabel (tk) cabut kembali
• jabut (tk) cabut
• jadah (ta) nama jajanan dari ketan
• jaé (ta) jahe
• jaga (tk) jaga
• jagabaya (ta) petugas keamanan desa
• jagad (ta) donya, dunia
• jagal (ta) tukang potong hewan ternak
• jagang (ta) penopang, standar
• jail (ts) jahil
• jajah (tk) menguasai wilayah negara lain
• jajah (ts) telah bepergian ke berbagai pelosok
• jajal (tk) coba
• jajan (ta) makanan ringan
• jaka (ts) jejaka, bujangan
• jala (ta) jala
• jaladri (ta) segoro, lautan
• jalak (ta) jeneng manuk, nama burung
• jalaran (ta) penyebab
• jaler; jaler (ts) lanang, laki-laki
• jalma (ta) manusia
• jalu (ta) taji
• jaluk (tk) minta
• jaman (ta) jaman
• jamas (tk) keramas
• jambak (tk) tarik rambut
• jamban (ta) peturasan; kamar mandi
• jambé (ta) pinang (tanaman)
• jambul (ta) jambul
• jamu (ta) obat tradisional jawa
• jan (tpw) sungguh-sungguh
• jangan (ta) sayur
• jangar (ts) rasa sakit dan panas di kepala
• jangga (ta) leher
• janggel (ta) tongkol jagung
• janggut (ta) dagu
• jangka (ta) jangka; ramalan
• jangkar (tk) memanggil nama, tanpa sebutan penghormatan
• janma (ta) menungso, manusia
• japa (ta) mantra
• jarak (tk) cari perkara
• jaran (ta) kuda
• jarang (ta) air panas
• jaré (tk) munine, katanya
• jarem (ts) tuam
• jarik (ta) kain panjang, selendang
• jarit (ta) kain panjang
• jarké (tk) ben wae, dibiarkan
• jarwa (tk) cerita, terjemah
• jatah (ta) jatah
• jathilan(ta) tarian kuda kepang
• jatukrama(ta) jodoh
• jawa (ta) jawa
• jawa (ts) bertanggung jawab; tahu kewajibannya
• jawah; jawah (tk,ta)udan, hujan
• jawat (tk) ganggu, godha (antara pria dan wanita)
• jawata (ta) dewa
• jawi (ta) jawa
• jawil (tk) senggol
• jaya (ts) jaya
• jèbèng (ta) panggilan untuk bayi
• jegog (tk) salak (anjing)
• jegur (tk) terjun ke dalam air
• jejeg (tk) tendang
• jejeg (ts) tegak
• jejer (ta) adegan dalam pagelaran wayang yang menggambarkan pertemuan raja,
para punggawa serta keluarga istana
• jèjèr (ts) bersanding, bersebelahan
• jejuluk panggilan, sebutan
• jelih (tk) teriak
• jembar (ts) luas
• jembrak (ts) rambut yang gondrong dan berdiri
• jèmbrèng (tk) buka lebar (untuk kain, kertas, dsb.)
• jembut (ta) rambut kemaluan
• jempalik (tk) terguling ke arah berlawanan
• jempol (ta) ibu jari
• jemuwah (ta) jumat
• jenang (ta) bubur halus
• jenar (ts) merah; kuning emas
• jenaté (ts) Al,arhum
• jené (ta) kuning
• jeneng (ta) nama
• enggèlèk (tkr) bangkit secara tiba-tiba
• jenggong (tk) salak (anjing)
• jengkar (tk) pindah, meninggalkan tempat
• jèngkèl (ta) jengkel
• jengking (tk) tungging
• jengkol (ta) jering
• jenthik (ta) kelingking
• jepit (tk) jepit
• jeplak (tk) membuka dengan cepat
• jeram (ta) jeruk
• jèrèng (ts) juling
• jerit (tk) jerit
• jero (ts) dalam
• jerohan (ta) isi perut
• jeruk (ta) limau
• jethungan (tk) petak umpet
• jèwèr (tk) ditarik telinganya
• jimat (ta) jimat
• jirih (ts) penakut
• jiwa (ta) jiwa
• jiwit (tk) cubit
• jlèntrèh (tk) jelaskan
• jodho (ta) jodoh
• jojoh (tk) cucuk dengan benda tajam
• jomplang (ts) tidak seimbang
• jorok (tk) dorong sampai jatuh
• jothak (tk) seteru
• juju (tk) suap langsung ke dalam paruh
• jujug (tk) langsung menuju
• jujul (ta) kembalian
• jujur (ts) lurus
• jujur (ts) jujur
• julungpujut (tg) jeneng wulan, nama wuku dalam penanggalan jawa
• julungwangi (tg) nama wuku dalam penanggalan jawa
• jumadilakir (tg) nama bulan dalam penanggalan jawa
• jumadilawal (tg) nama bulan dalam penanggalan jawa
• jumantara (ta) angkasa
• jumawa (ts) angkuh
• jumbuh (ts) bertemu, cocok (untuk pendapat, pemikiran)
• jumpalitan (tk) berguling-guling (koprol)
• jungkat (ta) sisir
• jupuk (tk) ambil
• juragan (ta) bos, majikan
• juwèh (ts) suka memberikan komentar tentang urusan orang lain
• juragan (ta) majikan
K
• Kabeh semua
• Kacu sapu tangan
• Kacuk kemaluan laki laki
• Kacung batur, babu, pelayan
• Kademen kedinginan

Mengenal berbagai jenis File Audio Extension

Suatu kali anda mungkin menemukan atau memiliki file audio yang tidak anda kenal sebelumnya, dan anda tak dapat membukanya dengan aplikasi yang ada di komputer atau laptop?.
Ada baiknya kita mengetahui berbagai jenis file extension yang akan saya paparkan disini. Kita mulai dengan Audio File Extension.

1. .A52( baca dot e fifty two)
Adalah file extension Dolby Digital AC-3. File jenis ini dapat dimaknai dengan file suara yang dirapatkan atau dikompresi.Dikreasikan oleh Dolby Laboratories yang dapat di pecah dalam kanal 5.1 surround seperti suara sisi kiri, suara sisi kanan, suara tengah, suara surround kiri, suara surround kanan dan sub woofer.

2..AAC( baca dot e e si)
Adalah file kompresi tingkat lanjutan untuk mengkodekan audio MP3 dengan kompresi lebih baik dan memunculkan kualitas yang lebih tinggi daripada MP3. Perusahaan Apple's menggunakan file ini untuk default audio untuk produk iPod dan iPhone keluaran mereka.

3..AC3 (baca: e si tri)
Adalah file kompresi audio yang mengkodekan audio dalam 5 saluran terutamanya untuk home theater. Nuansa yang dihasilkan oleh file Dolby Digital AC3 Compressed Audio File ini dapat menggema dan mengitari si pendengar seakan berada di dalamnya.

4. .AIF ( Audio Interchange Format File )
Adalah format file suara yang diperkenalkan oleh Perusahaan Apple's dan digunakan untuk data suara yang disematkan dikomputer pribadi khususnya sistem suara pada komputer produksi Apple Macintosh.

5. .APE Audio File atau suara yang dikompresi
APE file extension atau Monkey's Audio Compressed Audio File adalah kompresi suara yang dikembangkan Monkey's Audio. File jenis ini memiliki tingkat kompresi yang lebih besar dan luas dari MP3 dan tidak menghilangkan datra suara yang di kompresi.

6. .AU File Audio Format
Adalah file suara dengan kedalaman 8000-8192 Hz dan di posisi 8 bit.
File suara jenis ini dikembangkan oleh Sun Microsystems.

7. .DTS File Audio Extension
DTS atau Digital Theater Systems Audio File adalah format suara dengan format kompresi surround. Surround yang dimaksudkan adalah saluran 5.1 dan 7.1. Jenis file suara ini adalah setara dengan Dolby Digital.

8. .FLAC File Audio Extension
.FLAC atau Free Lossless Audio Codec Compressed Audio File Dapat mengkompresi sebuah file suara tanpa menghilangkan kualitas suara yang dihadirkan.

9..M4A File Audio Extension
M4A atau file suara MPEG-4 yang merupakan kompresi audio dengan mengurangi dan memperkecil ukuran suara dan video.

10..M4P FILE AUDIO EXTENSION
Adalah file suara AAC adalah file yang diproteksi untuk mencegah penggunaan yang tidak resmi yang merupakan kausal langsung dengan Digital Rights Management. Biasanya digunakan oleh iTunes dan perusahaan lain untuk mencegah adanya penggunaan ilegal.

11..MID File Audio Extension
Midi audio sequence adalah file suara dengan nama singkatan Musical Instrument Digital Interface. File suara ini biasanya berupa music yang dapat dipecah ke dalam berbagai kanal suara.

12. .MKA File Audio Extension
Matroska audio dibuat untuk menggabungkan beberapa file audio dalam sebuah file. Dapat pula dibuat sebuah file yang didalamnya berisi file audio dan video serta subtitle sehingga lebih luas penggunaannya.

13. .MOD File Extension
Adalah file audio yang digunakan dalam sebuah computer untuk menampilkan musik. Terdiri dari empat kanal yang secara drastis meluas hingga 32 kanal suara atau musik instrument.

14. .MP1 File Extension
Adalah singkatan dari MPEG-1 layer 1 bentuk kompresi audio yang lebih kecil dan rendah. Dapat dimainkan berbagai media player. Contoh sederhana dari MP1 adalah file suara dari kaset audio.

15. .MP2 File Extension
Adalah file suara MPEG-1 layer 2 lebih tinggi dari MP1. digunakan secara umum pada siaran televisi. Kompresi audio ini lebih jarang dipakai oleh PC atau aplikasi internet setelah adanya MP3.

16. .MP3 File Extension
Adalah file audio MPEG-1 atau MPEG-2 layer 3, kompresi suara yang menghasilkan ukuran file yang kecil. Tingkat keakuratannya hampir sama dengan kualitas digital audio pada CD. Picassa dari Google pun mampu membuka file ini.

17. .OGG File Extension
Adalah file audio open source, yang dapat mengandung berbagai unsur bebas seperti streaming pada audio, video dan subtitle yang terpisah.

18. .OMA File Extension
File suara OpenMG dari perusahaan Sony.

19. .RA file Extension
Adalah file audio dari Real Player format, audio codec dengan bitrate rendah yang dikembangkan oleh RealNetworks.

20. .RAM File Extension
Adalah file lanjutan dari RA. Singkatan dari Real Audio Metadata, sebuah filr yang dapat menggabungkan audio dan video dengan tingkat kompresi sedang. Diperkenalkan pada 1997.

21. .SND File Extension
Adalah file format pada audio dan sound digital yang dikembangkan oleg Sun Microsystem. Contoh sederhana file ini adalah file PCM pada receiver Parabola pada perekaman video.

22. .SPX File Extension
Adalah OGG Speex Audio File pada Podcasts, dapat juga ditemukan di file FLV file video. Dimunculkan tahun 2002 oleh Speex project.

23. .WAV File Extension
Adalah format standar audio pada Windows dari Microsoft dan IBM.

24. .WMA File Extension
Adalah Windows Media Audio File. File suara digital yang dikembangkan oleh Microsoft.
Dalam satu file WMA terdapat single track dari empat codec diantaranya WMA, WMA Pro, WMA loosless, WMA voice.

25. .WV File Extension
Adalah format kompresi audio bebas atau open source. WavPack dapat mengkompresi dari 8, 16, 24, 32 titik tetap pada audio file yang juga mendukung suara surround.

26. .XM File Extension
Adalah bentuk file suara yang diperkenalkan oleh Triton Fast Tracker. XM adalah format umum pada Chiptunes.

Demikian ulasan mengenai berbagai file audio atau suara. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita.

Ads By Google

ADVERTISEMENT