Kekerasan adalah tindakan atau perilaku yang menyebabkan atau berpotensi menyebabkan kerusakan, cedera, atau penderitaan fisik atau emosional pada diri sendiri atau orang lain. Konsep kekerasan melibatkan berbagai aspek, termasuk sosial, psikologis, budaya, dan politik. Berikut adalah beberapa konsep yang terkait dengan kekerasan:
Kekerasan Fisik: Ini melibatkan penggunaan kekuatan fisik untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Contoh-contohnya mencakup pukulan, tendangan, pemukulan, atau menggunakan senjata.
Kekerasan Verbal: Kekerasan tidak selalu bersifat fisik; kata-kata juga dapat menyebabkan cedera emosional dan psikologis. Ancaman, pelecehan, penghinaan, atau perilaku verbal lainnya dapat dianggap sebagai bentuk kekerasan.
Kekerasan Psikologis: Ini mencakup tindakan atau perilaku yang merugikan secara mental, seperti manipulasi emosional, isolasi sosial, atau pencemaran nama baik.
Kekerasan Struktural atau Sistemik: Kekerasan tidak selalu bersifat langsung; kadang-kadang, kebijakan, norma sosial, atau struktur sosial dapat menciptakan ketidaksetaraan dan menghasilkan kekerasan dalam bentuk tertentu. Contohnya melibatkan ketidaksetaraan ekonomi atau sistem hukum yang tidak adil.
Kekerasan Budaya: Nilai-nilai, norma, atau praktik budaya tertentu dapat mendukung atau menghasilkan bentuk-bentuk kekerasan. Misalnya, diskriminasi gender atau diskriminasi berdasarkan ras yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Kekerasan Politik: Kekerasan dapat muncul dalam konteks politik, baik dalam bentuk konflik antar-negara maupun konflik internal. Perang, terorisme, atau tindakan politik kekerasan adalah contoh-contoh dari kekerasan politik.
Kekerasan Terhadap Diri Sendiri: Terkadang, orang dapat mengalami kekerasan dari diri mereka sendiri, seperti melalui perilaku merusak diri, bunuh diri, atau kebiasaan merugikan diri.
Kekerasan Digital: Perilaku yang merugikan secara online, seperti pelecehan cyber, penipuan, atau serangan siber, juga dianggap sebagai bentuk kekerasan.
Pemahaman tentang konsep kekerasan penting untuk mengatasi, mencegah, dan mengurangi dampaknya dalam masyarakat. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif dari segi pendidikan, penegakan hukum, dan dukungan sosial dapat membantu mengurangi tingkat kekerasan di berbagai tingkatan.
Aturan hukum permendikbudristek soal kekerasan dan bullying
Sistem pendidikan Indonesia menerapkan aturan yang melibatkan beberapa pihak, seperti guru, siswa, dan orang tua, untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan di sekolah. Beberapa aturan dan regulasi yang mungkin relevan termasuk:
Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pendidikan Karakter Anak Bangsa: Dokumen ini mencakup aspek-aspek pembentukan karakter, termasuk pencegahan kekerasan di sekolah.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Merupakan kerangka hukum dasar untuk sistem pendidikan nasional di Indonesia, dan menyebutkan hak dan kewajiban peserta didik serta lembaga pendidikan.
Peraturan Sekolah: Sekolah-sekolah di Indonesia biasanya memiliki peraturan internal yang mencakup perilaku siswa dan sanksi terkait dengan pelanggaran tersebut, termasuk kekerasan dan bullying.
Penting untuk dicatat bahwa peraturan-peraturan ini dapat mengalami perubahan atau penambahan seiring waktu. Jika Anda mencari informasi yang lebih mutakhir atau spesifik tentang aturan terkait kekerasan dan bullying di sekolah, disarankan untuk mengunjungi situs web resmi Kemendikbudristek atau menghubungi pihak berwenang yang relevan di tingkat regional atau sekolah.
Usia rentan kekerasan
Usia rentan terhadap kekerasan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan jenis kekerasan yang diacu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat rentan terhadap kekerasan meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Berikut adalah beberapa rentang usia yang sering kali dianggap rentan terhadap kekerasan:
Anak-Anak dan Remaja: Anak-anak dan remaja sering kali dianggap sebagai kelompok rentan terhadap berbagai bentuk kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan bullying di sekolah. Mereka mungkin kurang mampu untuk melindungi diri mereka sendiri dan memahami hak-hak mereka.
Perempuan dan Anak Perempuan: Perempuan dan anak perempuan sering kali rentan terhadap kekerasan, terutama kekerasan berbasis gender, pelecehan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga. Rentang usia ini dapat mencakup anak-anak, remaja, dan perempuan dewasa.
Lansia: Lansia juga dapat menjadi rentan terhadap kekerasan, terutama dalam bentuk pelecehan atau kekerasan dalam perawatan kesehatan. Kondisi fisik yang melemah dan keterbatasan mobilitas dapat membuat mereka lebih rentan.
Kelompok Minoritas: Kelompok minoritas, baik berdasarkan etnisitas, agama, orientasi seksual, atau identitas gender, dapat menghadapi risiko lebih tinggi terhadap kekerasan akibat diskriminasi dan intoleransi.
Orang dengan Disabilitas: Orang dengan disabilitas dapat mengalami kekerasan fisik, emosional, atau eksploitasi yang lebih tinggi karena mungkin lebih bergantung pada orang lain untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Penting untuk dicatat bahwa kekerasan dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia atau kelompok tertentu. Pencegahan kekerasan melibatkan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan organisasi untuk meningkatkan kesadaran, mendukung korban, dan menegakkan hukum untuk melindungi mereka yang rentan terhadap kekerasan.
SELAMAT DATANG - WELCOME - WILLKOMMEN
Konsep tentang kekerasan dan bullying
Pengertian teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan mengacu pada penggunaan berbagai jenis teknologi dalam konteks pendidikan. Ini mencakup pemanfaatan perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya digital untuk meningkatkan pengalaman belajar, pengajaran, dan manajemen pendidikan. Tujuan dari integrasi teknologi dalam pendidikan adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, meningkatkan aksesibilitas, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia yang semakin terkait dengan teknologi.
Beberapa komponen utama teknologi pendidikan melibatkan:
Perangkat Keras (Hardware): Termasuk komputer, laptop, tablet, proyektor, papan interaktif, dan perangkat lain yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Perangkat Lunak (Software): Melibatkan aplikasi, program, dan platform pembelajaran digital yang dirancang untuk mendukung proses pengajaran dan pembelajaran.
Internet dan Jaringan: Akses ke internet memungkinkan pembelajaran daring, kolaborasi antar siswa, dan akses ke sumber daya pendidikan online.
Multimedia: Penggunaan elemen-elemen multimedia seperti gambar, audio, video, dan animasi untuk meningkatkan pemahaman dan daya tarik siswa terhadap materi pembelajaran.
E-learning (Pembelajaran Daring): Platform pembelajaran online yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri atau melalui interaksi dengan instruktur dan sesama siswa melalui internet.
Pembelajaran Berbasis Game: Menggunakan elemen permainan dan simulasi untuk membuat pengalaman belajar lebih menarik dan interaktif.
Teknologi Mobile: Pemanfaatan perangkat mobile seperti smartphone dan tablet untuk mendukung pembelajaran di luar kelas atau sambil bergerak.
Pendukung Pengambilan Keputusan: Sistem informasi dan analisis data untuk membantu guru dan pengambil keputusan di bidang pendidikan.
Integrasi teknologi pendidikan bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih adaptif, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan siswa modern. Meskipun memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendidikan, penting untuk memastikan bahwa penerapan teknologi ini dilakukan dengan bijaksana dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Teknologi pendidikan di sekolah
Penggunaan teknologi pendidikan di sekolah dapat memberikan berbagai manfaat, mulai dari meningkatkan interaksi siswa dengan materi pembelajaran hingga memperluas aksesibilitas pendidikan. Berikut adalah beberapa cara umum di mana teknologi digunakan di sekolah:
Papan Interaktif: Penggunaan papan interaktif memungkinkan guru untuk menyajikan materi pembelajaran dengan lebih dinamis. Guru dapat menulis, menggambar, dan menggunakan aplikasi interaktif yang memfasilitasi keterlibatan siswa.
Laptop dan Komputer: Sekolah sering kali dilengkapi dengan laboratorium komputer atau laptop untuk membantu siswa mengakses sumber daya digital, melakukan penelitian, dan mengembangkan keterampilan teknologi.
Proyektor dan Presentasi Digital: Guru dapat menggunakan proyektor untuk memproyeksikan presentasi, video, atau gambar besar ke layar kelas, membuat pembelajaran lebih visual dan menarik.
Pembelajaran Daring (E-learning): Penggunaan platform pembelajaran daring memungkinkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran, tugas, dan sumber daya lainnya secara online. Ini memberikan fleksibilitas dalam waktu dan tempat belajar.
Aplikasi Pendidikan: Ada berbagai aplikasi pendidikan yang dirancang untuk membantu siswa memahami konsep pembelajaran dengan cara yang lebih interaktif. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mempraktikkan keterampilan, mereview materi, atau menguji pemahaman siswa.
Pendidikan Berbasis Game: Penggunaan permainan edukatif dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan interaktif. Permainan ini sering kali dirancang untuk mengajarkan keterampilan tertentu atau memperkuat konsep pembelajaran.
Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS): LMS membantu sekolah dan guru mengelola materi pembelajaran, tugas, dan interaksi siswa secara online. Ini juga dapat memberikan pemantauan terhadap kemajuan siswa.
Pendidikan Mobile: Penggunaan perangkat mobile seperti tablet dan smartphone untuk mendukung pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Aplikasi edukatif mobile dapat membantu siswa memahami konsep pembelajaran secara lebih interaktif.
Penting untuk diingat bahwa sementara teknologi dapat memberikan banyak manfaat, implementasinya harus dipertimbangkan dengan cermat. Pelatihan guru, pemeliharaan perangkat, dan pemastian aksesibilitas teknologi bagi semua siswa adalah aspek-aspek penting dalam mengintegrasikan teknologi pendidikan secara efektif di sekolah. Selain itu, perlu ada perhatian terus-menerus terhadap perlindungan privasi dan keamanan data siswa.
Teknologi pendidikan di Universitas
Di lingkungan universitas, teknologi pendidikan memainkan peran kunci dalam meningkatkan pengalaman belajar, memfasilitasi pengajaran, dan mendukung manajemen akademis. Beberapa bentuk teknologi pendidikan yang umum digunakan di universitas melibatkan:
Learning Management Systems (LMS): Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) adalah platform online yang memungkinkan universitas untuk mengelola dan menyajikan materi pembelajaran secara digital. LMS dapat digunakan untuk mengunggah materi kuliah, memberikan tugas, mengelola forum diskusi, dan melacak kemajuan siswa.
Pembelajaran Daring (E-learning): Universitas sering kali menawarkan kursus secara daring, baik sepenuhnya daring atau sebagai bagian dari program hibrida. Ini memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja, meningkatkan fleksibilitas belajar.
Webinar dan Konferensi Daring: Penggunaan webinar dan konferensi daring memungkinkan universitas untuk menyelenggarakan kuliah, presentasi, dan diskusi dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai lokasi.
Sumber Daya Digital dan Repositori Online: Universitas dapat menyediakan akses ke sumber daya digital seperti e-book, jurnal elektronik, dan materi pembelajaran lainnya melalui repositori online. Ini memungkinkan mahasiswa dan staf untuk mengakses informasi lebih mudah.
Papan Tulis Interaktif dan Teknologi Kampus Cerdas: Papan tulis interaktif dapat digunakan dalam ruang kuliah untuk membuat presentasi lebih dinamis. Beberapa universitas juga menggunakan teknologi cerdas untuk meningkatkan manajemen kampus, termasuk pemantauan kehadiran, pemrosesan pembayaran, dan manajemen fasilitas.
Pendidikan Berbasis Game: Beberapa universitas menggunakan elemen permainan dalam pengajaran untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran.
Laboratorium Virtual: Untuk mata pelajaran ilmiah dan teknik, laboratorium virtual memungkinkan mahasiswa untuk melakukan eksperimen dan pengamatan melalui simulasi online.
Analisis Data dan Pembelajaran Mesin: Pemrosesan data dan pembelajaran mesin dapat digunakan untuk menganalisis data akademis, memberikan wawasan tentang kemajuan siswa, dan membantu dalam personalisasi pembelajaran.
Pendukung Pembelajaran Berbasis Mobile: Aplikasi mobile atau versi responsif dari platform pembelajaran dapat membantu mahasiswa mengakses materi dan berinteraksi dengan kursus mereka menggunakan perangkat seluler.
Pendidikan Jarak Jauh: Program studi jarak jauh memungkinkan mahasiswa untuk menyelesaikan gelar mereka tanpa harus berada di kampus fisik.
Penting untuk mencatat bahwa sementara teknologi dapat membawa manfaat besar, perlu ada perhatian terus-menerus terhadap pelatihan dosen, dukungan teknis, dan keamanan data agar implementasinya berhasil dan dapat memberikan dampak positif pada pengalaman belajar di universitas.
Teknologi pendidikan di lembaga pendidikan non formal
Lembaga pendidikan non formal mencakup berbagai bentuk pendidikan yang tidak terstruktur atau formal seperti kursus pelatihan, workshop, seminar, dan kegiatan pembelajaran lainnya yang tidak terikat pada sistem pendidikan formal. Teknologi pendidikan juga dapat diterapkan di lembaga pendidikan non formal untuk meningkatkan efektivitas dan aksesibilitas pembelajaran. Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi digunakan dalam konteks ini:
Platfom Pembelajaran Online: Lembaga pendidikan non formal dapat menggunakan platform pembelajaran online atau LMS untuk menyediakan kursus dan materi pelatihan secara digital. Ini memungkinkan peserta untuk mengakses materi dari mana saja dan kapan saja.
Webinar dan Kursus Daring: Penggunaan webinar dan kursus daring memungkinkan penyelenggara pelatihan untuk memberikan sesi pembelajaran atau presentasi melalui internet. Ini membuka peluang bagi peserta yang berlokasi jauh untuk tetap terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Aplikasi Pendidikan dan Pelatihan: Penggunaan aplikasi mobile atau perangkat lunak khusus dapat membantu dalam menyajikan materi pelatihan, memberikan tugas, dan melacak kemajuan peserta.
Pendidikan Berbasis Game: Penggunaan permainan edukatif dan simulasi dapat membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik bagi peserta pelatihan.
Sumber Daya Digital: Lembaga pendidikan non formal dapat menyediakan sumber daya digital seperti e-book, video pembelajaran, dan materi pembelajaran interaktif untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran peserta.
Papan Tulis Interaktif dan Teknologi Presentasi: Penggunaan papan tulis interaktif dan teknologi presentasi dalam sesi pelatihan dapat membantu penyajian materi secara lebih dinamis dan efektif.
Evaluasi Daring: Penggunaan alat evaluasi daring dapat membantu lembaga non formal untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi pelatihan dan menilai keberhasilan program.
Pembelajaran Kolaboratif: Teknologi dapat digunakan untuk mendorong kolaborasi antar peserta pelatihan, memungkinkan mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Sistem Manajemen Pelatihan: Penggunaan sistem manajemen pelatihan membantu lembaga untuk melacak kehadiran peserta, menyimpan catatan, dan mengelola logistik pelatihan secara efisien.
Penggunaan Media Sosial: Media sosial dapat digunakan untuk mendukung interaksi antara peserta pelatihan, memfasilitasi diskusi, dan mempromosikan kegiatan pendidikan non formal.
Penerapan teknologi pendidikan di lembaga pendidikan non formal dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan partisipasi, dan memfasilitasi aksesibilitas. Penting untuk memastikan bahwa teknologi yang diterapkan sesuai dengan tujuan pendidikan non formal dan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, perlu adanya dukungan teknis dan pelatihan untuk peserta dan penyelenggara agar teknologi dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Lembaga pendidikan dan peran fungsi dalam dunia pendidikan secara universal
Lembaga pendidikan memiliki peran dan fungsi penting dalam dunia pendidikan secara universal. Meskipun ada variasi dalam sistem pendidikan di berbagai negara, lembaga-lembaga pendidikan umumnya memenuhi beberapa fungsi universal. Berikut adalah beberapa lembaga pendidikan utama dan fungsi umumnya:
Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI):
Fungsi Utama: Memberikan dasar pendidikan formal kepada anak-anak.
Tujuan: Mengajarkan membaca, menulis, berhitung, dan memberikan pemahaman awal tentang berbagai mata pelajaran.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA):
Fungsi Utama: Memberikan pendidikan menengah untuk mempersiapkan siswa untuk studi lebih lanjut atau masuk ke dunia kerja.
Tujuan: Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut dalam berbagai mata pelajaran, serta membantu siswa menemukan minat dan bakat mereka.
Perguruan Tinggi dan Universitas:
Fungsi Utama: Menyediakan pendidikan tingkat tinggi dan mendalam, dan mempersiapkan individu untuk karir profesional atau penelitian.
Tujuan: Memberikan pengetahuan khusus dalam bidang studi tertentu, mengembangkan keterampilan analisis dan sintesis, serta memfasilitasi riset dan eksplorasi intelektual.
Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Teknis:
Fungsi Utama: Menyediakan pelatihan keterampilan praktis untuk mempersiapkan individu untuk pekerjaan tertentu.
Tujuan: Memberikan keterampilan teknis dan praktis yang diperlukan dalam industri dan sektor pekerjaan tertentu.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) / Taman Kanak-Kanak (TK):
Fungsi Utama: Memberikan pendidikan dan perawatan bagi anak-anak sejak usia dini.
Tujuan: Mendorong perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan fisik anak-anak.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Profesional:
Fungsi Utama: Menyediakan pelatihan tambahan dan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan kompetensi profesi.
Tujuan: Memberikan pemahaman mendalam tentang praktik-praktik profesional dan memastikan bahwa para profesional tetap terkini dengan perkembangan dalam bidang mereka.
Lembaga-lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal:
Fungsi Utama: Memberikan kesempatan pendidikan di luar lingkungan formal, seperti kursus-kursus, seminar, dan pelatihan nonformal.
Tujuan: Memberikan pembelajaran tambahan, meningkatkan keterampilan, dan mendukung pengembangan pribadi di luar konteks pendidikan formal.
Lembaga-lembaga ini bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan yang luas, termasuk memberikan pemahaman moral, mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, serta mempersiapkan individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat. Mereka merupakan bagian integral dari sistem pendidikan yang holistik dan berperan dalam membentuk individu untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan.
Pembagian lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tingkat pendidikan, fokus pelayanan, dan fungsi khusus. Berikut adalah beberapa pembagian lembaga pendidikan yang umum:
1. Berdasarkan Tingkat Pendidikan:
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) / Taman Kanak-Kanak (TK): Memberikan pendidikan dan perawatan bagi anak-anak usia dini.
Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI): Memberikan pendidikan dasar untuk tingkat sekolah dasar.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs): Menyediakan pendidikan menengah pertama.
Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA): Menyediakan pendidikan menengah atas.
Perguruan Tinggi dan Universitas: Menyediakan pendidikan tinggi dalam berbagai program studi.
2. Berdasarkan Fokus Pelayanan:
Pendidikan Formal: Melibatkan sistem pendidikan yang terstruktur dengan kurikulum dan standar tertentu, seperti sekolah dan universitas.
Pendidikan Nonformal: Memberikan pendidikan di luar sistem formal, seperti kursus-kursus, pelatihan keterampilan, dan program-program pendidikan yang tidak terikat waktu dan ruang yang ketat.
Pendidikan Informal: Terjadi secara alami melalui interaksi sehari-hari, pengalaman hidup, dan aktivitas sosial.
3. Berdasarkan Fungsi Khusus:
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Profesional: Menyediakan pelatihan keterampilan dan pengembangan profesional dalam bidang tertentu.
Lembaga Riset dan Penelitian: Fokus pada pengembangan pengetahuan dan penelitian di berbagai bidang ilmu.
Pusat Pengembangan Kurikulum: Terlibat dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Pusat Pengembangan Kepemimpinan Pendidikan: Mengembangkan kepemimpinan dan manajemen untuk pemimpin di bidang pendidikan.
4. Berdasarkan Jenis Pendidikan:
Pendidikan Umum: Menyediakan kurikulum umum yang mencakup berbagai disiplin ilmu.
Pendidikan Kejuruan dan Teknik: Fokus pada pengembangan keterampilan teknis dan persiapan untuk karir tertentu.
Pendidikan Agama: Menyediakan pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai keagamaan dan etika.
5. Berdasarkan Lingkup Wilayah:
Pendidikan Lokal: Terkait dengan pendidikan di tingkat lokal dan khusus untuk suatu daerah atau komunitas.
Pendidikan Regional atau Nasional: Melibatkan lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki cakupan wilayah yang lebih luas.
6. Berdasarkan Bentuk Kelembagaan:
Sekolah Negeri dan Swasta: Lembaga pendidikan dapat dikelola oleh pemerintah (negeri) atau sektor swasta.
Perguruan Tinggi dan Universitas Negeri dan Swasta: Tersedia lembaga perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah atau sektor swasta.
7. Berdasarkan Spesialisasi:
Sekolah Seni: Menyediakan pendidikan dalam seni, seperti musik, seni rupa, dan tari.
Sekolah Olahraga: Menyediakan pendidikan khusus di bidang olahraga dan kebugaran.
Pembagian ini memberikan gambaran umum tentang variasi lembaga pendidikan sesuai dengan karakteristik dan tujuan masing-masing. Setiap kategori memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam menyediakan pendidikan bagi masyarakat.
Pitutur Budaya Jawa tentang filosofi Gamelan
Budaya Jawa penuh dengan berbagai pitutur atau nasehat diantaranya adalah filosofi Gamelan.
Berikut nama alat gamelan dan maknanya tertinjau dari sudut filosofi:
1. Kendhang/ gendang
Saking tembung kendhali sarta padhang.
Dari kata kendali dan cerah
Tegesipun pikajengan kedah saget dipun kendhalekaken utawi meper hawa nafsu
Maksudnya adalah pikiran harus cerah dan dikendalikan
2. Gong
Tegesipun Agung, Allah Ta,ala atau Tuhan Maha Agung, sedaya gegayuhan saget kasembadan menawi Gusti Allah Maha Agung marengaken nugraha.
Artinya besar, Allah atau Tuhan maha besar, semua keinginan dapat terlaksana apabila Tuhan mengabulkannya.
3. Bonang
Saking tembung babon sarta menang. Mengku suraos saget menang anggenipun meper hawa nafsunipun piyambak.
Dari kata induk dan menang. Menang apabila dapat menguasai hawa nafsunya sendiri.
4. Panembung
Tegesipun nembung dhateng Allah ( donga) mugi sedaya gegayuhan amrih saget kasembadan nyuwunipun dhateng Allah, ampun ngantos syirik.
Artinya meminta hanya kepada Allah, semoga semua keinginan tercapai mintalah pada Allah dan hindari syirik.
5. Panerus
Tegesipun putra keturunan, ing pangajab sedaya piwucal ajaran agami saget kalajengaken dhateng putra keturunan.
Artinya adalah anak keturunan dengan harapan semua ajaran agama dapat diteruskan ke keturunan.
6. Seruling/ Suling
Saking tembung nafsu sarta eling.
Dari kata nafsu dan ingat
Tegesipun tansah emut (eling) dhateng Allah.
Maksudnya agar supaya ingat kepada Allah.
7. Kempul
Tegesipun kumpul, mengku suraos panyuwunan sembahyang sholat sageta berjamaah sesarengan.
Artinya kumpul supaya sembahyang meminta permohonan dengan bersama sama
8. Saron
Tegesipun seru (keras) , sedaya pakaryan sarta dakwah Islam dipun lampahi kanthi estu-estu linambaran manah ingkang ikhlas, "kerja keras " datan kenging kendel "pantang putus asa".
Semua pekerjaan dijalani dengan ikhlas dan kerja keras.
9. Gambang
Tegesipun gamblang, cetha, wijang.
Artinya terbuka, jelas dan bijak
Ing pamengku sedaya dawuh pangandikan utawi dakwah dipun aturaken kanthi gamblang gampil dipun pahami mboten nuwuhaken klentu panampi. Tundhonipun nuwuhaken salah paham utawi Paham ingkang salah.
10. Kethuk
Tegesipun mathuk utawi sarujuk. Ngemu suraos mugi sedaya tiyang kedah sarujuk sedaya dhawuh saha awisanipun Allah Ta,ala
11. Gender
Saking tembung gendera, mengku suraos pambukaning utawi wiwitaning tiyang agesang wonten donya . Winastan Loka Pana (jagad padhang). Jagading bayi ingjang nembe lahir.
12. Rebab
Tegesipun sedaya gegayuhan dipun lambari budi pekerti luhur.
13. Siter
Tegesipun Pamengku Yatmaka, mugi dadosa titah ingkang sampurna sakderengipun tinimbalan Allah swt. Gayuh sampurnaning pati.
Suraos saking sedaya harmonisasi alat gamelan inggih punika :
1. Netepaken gayuhan ingkang utama mboten dipun parengaken netepaken gayuhan ingkang mboten wonten mupangatipun.
2. Kedhah dipun upaya mugi enggal saget kasembadan kanthi linambaran raos sabar mboten kenging grusa grusu
3. Wening ing penggalih
4. Tansah manungku puja mring Gusti Allah.
Ing wasana URIP IKU URUP, TETEP ELING LAN WASPADA.!!!
Salam Rahayu..
Berita terbaru workshop dari Badan kepegawaian Negara tentang penataan dan pemetaan pegawai
Berita terbaru dari seputar dunia pendidikan tentang beberapa langkah dari pemerintah terhadap pegawai negeri
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar mengatakan, pemensiunan pegawai negara ini terpaksa dilakukan karena jumlah PNS yang makin bengkak. Kini jumlah mereka mencapai 4,7 juta orang, di luar gugusan pegawai TNI dan Polri. Dia memperkirakan,pensiun akan berlaku hingga 10 tahun ke depan sehingga total PNS yang akan ”dirumahkan”mencapai 800.000 orang.