Jalan-jalan ke kota semarang
Tidak lupa membeli ikan
Sangat lupa kita sembahyang
Karena itu utusan Tuhan
Jika ziarah ke makam Rosul
Janganlah lupa membaca do’a
Jika cinta sudah terkabul
Janganlah lupa kan temannya
Pohon bambu pohon selasih
Dikerat di atas batu-batu
Kukirim surat pelipur lara
Hilangkan duka dan rasa sedihku
Bintang kalian terbit senja
Terbenam hampir tengah malam
Heran hamba memikirkannya
Musang disepak induk ayam
Kupu-kupu terbang melintang
Hinggap menghisap bunga layu
Hati didalam menaruh bimbang
Melihat ikan memanjat kayu
Pulau padang jauh di tengah
Dibalik pulau angsa dua
Hancur badan dikandung tanah
Budi baik dikenang jua
Sungguh indah bunga kecubung
Lebih indah bunga dahlia
Di waktu muda suka menabung
Dihari tua hidup bahagia
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
Buai-buai dalam buaian
Buaian dari rotan saga
Panjang benar janggut tuan
Mari dibuat tali timba
Dibawa itik pulau petang
Dapat dirumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah datang
Hati cemas menjadi hilang
Berburu ke padang datar
Mendapat rusa belang kaki
Bergurau ke palang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Sudah sebulan naik kereta
Ikat kotak tali upeti
Sungguh heran hati beta
Melihat kera main kecapi
Burung manyar terbang tinggi
Kacang polong disangka gula
Sungguh sukar berbaik budi
Sudah ditolong khianat pula
Asam gandis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Anak gajah mandi di sumur
Ambil galah dalam perahu
Orang muda jangan takabur
Cobaan Alloh siapa tahu
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Kemumu di tengah pekan
Dihembus angin jatuh ke bawah
Ilmu yang tidak diamalkan
Bagai pohon tak berbuah
Orang gemuk membuka kedai
Menjual ember dengan palu
Bertepuk adikku pandai
Boleh diupah air susu
Elok rupanya si kumbang janti
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besarnya hati
Melihat ibu sudah datang
Ramai orang bersorak-sorak
Menepuk gendang dengan rebana
Alangkah besarnya hati awak
Mendapat baju dengan celana
Kalau teman membeli kertas
Jangan lupa membeli tinta
Kalau mau cerdas
Jangan lupa membaca
Buah salak buah manggis
Hitam kulitnya putih isinya
Kakek tertawa sampai menangis
Melihat adik pakai gurita
Padi segenggam ditumbuk luluh
Tidak boleh dikarak lagi
Kehendak Alloh juga yang sungguh
Tidak boleh sekehendak hati
Punya tanah hanya sejengkal
Jauh letaknya di lereng gunung
Saya tertawa terpingkal-pingkal
Melihat genduk lari karung
Tepi parit tumbuh alpokat
Pohon sukun di tepi sungai
Jadi murid hendaknya taat
Belajar tekun supaya pandai
Buah apel buah delima
Masak sebiji dimakan ulat
Adik menangis sambil tertawa
Melihat kucing menangkap lalat
Buat apa punya wajan
Kalau tidak pernah dicuci
Buat apa punya buku pelajaran
Kalau tidak pernah dipelajari
Sepotong kayu daunnya rimbun
Lebat buahnya lebat daunnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya
Buat apa beli buah duku
Kalau tidak pernah dimakan
Buat apa punya buku
Kalau tidak pernah digunakan
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji di dalam peti
Hutan emas dapat dibayar
Hutang budi dibawa mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar