SELAMAT DATANG - WELCOME - WILLKOMMEN

SELAMAT DATANG - WELCOME - WILLKOMMEN - ترحيب

CONTOH SINOPSIS

ASAL MULA DANAU TOBA
(CERITA DARI SUMATERA BARAT)
SINOPSIS

Pengarang : Bambang Waluyo
Tebal Buku : 96 Halaman
Penerbit : Mentari
Cetakan : Kedua


Toba bersenandung besar sambil menjala ikan di sungai kecil yang mengalir di dekat rumahnya. Suara yang bening didengar oleh Toba. Toba pun segera pulang. Dia mengendap- endap menengok ke rumahnya. Rupanya ada seseorang berwajah cantik yang sedang memasak di rumahnya. Toba pun ketakutan. Toba berteriak , “ Siapa kamu ?.....” dengan suara keras. Perempuan itupun membalikkan diri , Tobapun mengulangi pertanyaan tersebut. “ Siapa kamu ! “. Tobapun menjawab bahwa dia adalah ikan mas hasil tangkapannya. Tobapun kaget. “ Apakah benar kamu adalah ikan mas hasil tangkapanku ? “. “ Benar “, jawab perempuan itu.
Dikemudian hari pun perempuan itu mau menikah dengan Toba. Toba pun bersedia akan menikahi perempuan itu. Setelah beberapa waktu setelah menikah, istri Toba pun hamil dan mempnyai anak. Istrinyapun bahagia dan Toba pun ikut bahagia juga.
Setelah sekitar sembilan bulan, istri Toba melahirkan dan diberi nama Samosir. Toba dan istrinya merawat dengan baik anak itu. Ada satu hal pesan istri Toba yang harus Toba tahu. Setelah besar nanti, Istri toba minta agar meski ada persoalan sebesar apapun dan ada masalah apapun dalam rumah tangganya, jangan sampai bercerita apapun kepada anaknya perihal asal mula istrinya itu.
Waktu berjalan dengan cepatnya. Samosi sudah beranjak dewasa.Kegemaran dia adalah bermain air dan berteman dengan ikan. Bahkan dia dapat berbicara dan mendengar perkataan binatang.
Toba adalah orang yang suka memelihara binatang. Dia banyak membeli berbagai macam burung, diantaranya adalah burung gagak. Pada suatu ketika, Toba sedang pergi dan Samosir melihat dan mendengar keluhan burung gagak itu. Rasa Tobapun tak tega, dan akhirnya Samosir melepaskan burung itu. Sepulang Toba dari bepergian, Samosir pun dimarahi oleh ayahnya habis- habisan.Kelakuan Samosir membuat ayahnya jengkel.
Kejadian lain adalah saat Samosir disuruh ayahnya untuk membeli makanan. Ditengah perjalanan pulang dari membeli makanan Samosir bertemu dengan seorang wanita jahat yang minta tolong kepada Samosir untuk mengambilkan kalungnya yang jatuh ke sungai. Karena Samosir ingin menolong, maka dicarilah kalung itu di sungai. Sampai – sampai dia lupa waktu untuk segera pulang.
Kejadian demi kejadian padsa perilaku Samosir membuat Toba semakin kesal dengan anaknya. Sampai suatu saat ketika Samosir sedang bermain, Toba mencarinya kemana-mana namun tidak menemukan juga. Pada saat Samosir pulang Toba sudah tak tahan. Dia mencaci maki anaknya dan mengucapkan kata kata yang seharusnya dilarang diucapkan. Dia berkata ,” Dasar anak ikan “. Itulah kata kata yang sangat terlarang berdasarkan sumpahnya terhadap istrinya.
Seketika itu juga suara halilintar menggelegar pertanda hujan akan segera turun dan bahkan akan segera terjadi malapetaka bagi kehidupannya. Rasa penyesalan sudah tak ada artinya. Dan istrinyapun sudah tak dapat berbuat apa- apa.Hujan semakin deras dan siap menenggelamkan apa saja yang ada. Dalam pertengkaran mereka. Istri Toba menyuruh Samosir untuk segera menyelamatkan diri.Samosir disuruh ibunya untuk nmenuju ketempat yang tinggi.
Air pun sudah menggenangi separuh badan Toba. Kulit tubuh istrinya tiba tiba perlahan berubah menjadi sisik ikan dan Tobapun bingung. Sayup- sayup terdengar Toba memanggil Samosir.SA…. MO… SIR.. Maafkan aku. Namun apa boleh buat. Akhirnya Ayah Samosir tenggelam. Sementara ibunya berubah menjadi ikan. Dan Samosir berubah menjadi pulau yang sekarang kita kenal dengan nama Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.Itulah asal mula terjadinya Danau Toba.
Dari cerita diatas dapat kita petik hikmah bahwa kita harus selalu menjaga janji kita agar sesuatu hal tidak menimpa kita.


Disusun Oleh ;
Nama : Fatmawati
Kelas : 6 B
Alamat SD : SD N Grojogan
Alamat : Grojogan Tamanan Banguntapan Bantul



BATU TERBELAH BATU BERTANGKUP
( SEBUAH SINOPSIS )

PENGARANG : BM. SYAMSUDIN
TEBAL : 48
CETAKAN : Ketiga
PENERBIT : BALAI PUSTAKA 1995

Batu Belah Batu Bertangkup adalah sebuah cerita dari daerah kepulaun siantan.Cerita dalam buku ini sangat menarik untuk diikuti.Berbagai pelajaran tentang kehidupan dapat kita ambil sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Diantara pelajaran hidup itu antara lain tentang bagaimana kita seyogyanya ulet dalam bekerja, dan mengatasi kesulitan hidup, memperhatikan budi pekerti, berlaku sopan dan sikap santun terhadap orang tua.
Di desa Batu Belah Pulau Siantan, tinggallah Mak Dara bersama seorang suami dan anak perempuannya, Dara. Ayah si Dara sangat rajin.Beliau setiap hari menebas hutan untuk dijadikan kebun. Bila sebuah kebun telah selesai di buatnya,beralihklah lagi beliau ke hutan yang lain untuk membuat lagi kebun yang lain.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Ayah dara telah mempunyai sebuah kebun kelapa yang sangat luas. Dalam pikirannya,dia mempunyai cita-cita yang amat terpuji.Kebun kelapa yang luas itu tentu akan menghasilkan buah kelapa yang banyak. Nantinya bila ada para pengembara yang kehausan, dia akan senantiasa menawarkan buah kelapa yang ada di kebunnya untuk nmenghilangkan rasa haus mereka. Lagipula bila sudah saatnya berbuah nanti, Dara yang akan menikah kelak, biaya perkawinannya dapat terbantu dengan adanya penjualan hasil kelapa dari kebunnya.
Tak terasa waktu berjalan cepat, pada saat ayah Dara mencangkul, tiba-tiba Mak Dara, dating ke kebun. Dia berkata kepada suaminya bahwa dia sedang mengandung anak kedua mereka. Bukan main bahagianya ayah Dara. Beliau semakin semangat dalam bekerja.
Namun kejadian alam berkata lain.Saat itu ayah Dara sedang berada di laut mencari ikan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Tiba-tiba badai dating menyerang lautan.Perahu yang dikemudikan ayah Dara oleng ditengah laut. Dara dan ibunya beserta penduduk kampung mencari keberadaan ayah Dara.dan akhirnya ayah Dara diketemukan telah tiada.Begitulah akhirnya ayah Dara meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya.ungkapan kesedihan pun tak kuasa terbendung. Namun hidup harus tetap dijalani oleh Dara bersama Ibunya tanpa ayahnya lagi.
Setahun setelah kehilangan suaminya, Mak Dara mengasuh Yakup yang sudah berumur 3 bulan.Beban hidup Mak Dara pun bertambah berat.Mak Dara terus mencari nafkah sendirian. Diteruskannya pekerjaan suaminya mengais rejeki di laut. Kebun pohon kelapanya pun dia urus sendiri. Meski belum berbuah, dia tetap mengurusnya agar cita-cita sang suami menjadi kenyataan, yakni menapatkan hasil dari kebun kelapanya.
Diantara rengekan anaknya Mak Dara selalu berbuat dan bekerja dengan sebaik- baiknya.Namun hati Mak Dara seakan tersayat melihat kehidupannya bersam kedua anaknya. Diantara kebingungan dalam hatinya, tak sengaja Mak Dara berkata- kata sendiri seperti orang yang tidak waras. Akhirnya kebuntuan dan keputusasaan mengantarnya sampai ke sebuah batu Belah.Batu itu terletak diujung tanjung, tersusun seperti susunan piring. Ada yang pipih, bulat dan lonjong. Dengan merangkat beliau naik ke atas batu itu, dan langsung pergi ke celah- celahnya yang menganga. Setelah itu beliau mengucapkan mantera ;

“Batu belah batu bertangkup
Aku ini kepunan telur temakul
Batu belah, batu bertangkup
Terimalah aku akan berkaul. “

Dan sesaat setelah beliau mengucapkan mantera itu, segera terdengar suara gemuruh dan batu itu menganga, Mak Dara meneruskan manteranya.

“ Batu belah batu bertangkup
Aku kepunan telur temakul berpais,
Batu belah batu bertangkup
Tangkup aku sehingga betis “

Batu itupun menangkap betis Mak Dara. Darahpun mengucur deras dan mak dara merintih menahan sakitnya.Kembali Mak Dara meneruskan manteranya ;

‘ Batu belah batu bertangkup
Aku kecewa oleh Yang Dara
Batu belah batu bertangkup
Tangkuplah aku sehingga pinggang.”
Akrirnya kedua anaknya yang sejak tadi mencari ibunya menemukan ibunya tertelan oleh batu bertangkup. Meski kedua anaknya memanggil ibunya, namun ibunya sudah tertelan batu itu.
Kedua anak itu sekarang telah menjadi yatim piatu.Dalam kesehan mereka, Yang Dara selalu meluangkan waktu untuk mengenang dan duduk disebelah batu belah batu bertangkup. Yang Dara menyanyi- nyanyi bersama adiknya :

‘ Batu belah batu bertangkup
Air seludang menyenbur abu,
Aduhai malangnya Pang Yakub
Selagi kecil ditinggal ibu.

Air seludang menyembur abu
Batu belah disirat akar,
Betapa malang tidak beribu
Bagaikan tersengat panah halilintar

Hendak kau tangkup, tangkuplah
Gigi air senja hari
Sungguh terasa resah gelisah
Pada siapa hendak ditangisi ? “

Singkat cerita, Yang Dara dan Pang Yakup yang hidup sendiri bertemu seorang putra mahkota dari kerajaan Malaka yang sedang berlabuh di dpantai dekat desa batu belah. Karena keibaan sang putra mahkota itu, akhirnya Yang Dara dan Pang Yakup dibawa berlabuh oleh Putra Mahkota itu dan dibawanya ke Kerajaan Malaka.

Disusun Oleh :
Nama : Devi Nandasari
Kelas : VI B
No Absen : 5
Alamat : Grojogan Tamanan Banguntapan Bantul
SD : SD Grojogan

Tidak ada komentar:

Ads By Google

ADVERTISEMENT