Contoh uraian Makalah Sederhana tentang Reportase Dasar dan Teknik Wawancara

Reportase dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan karya jusnalistik. Objek pengumpulan data tersebut dapat berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, buku-buku, tempat bersejarah, dan sebagainya. Suatu reportase disebut sebagai wawancara jika objek reportasenya adalah manusia.



Wawancara VS Reportase. Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabannya adalah tidak. Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas daripada wawancara, sedangkan wawancara merupakan salah satu jenis teknik reportase.

Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam media massa.

Dalam konteks ini, wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik. Dari wawancara, sebuah berita didapat dan dilaporkan kepada masyarakat. Untuk itu, wawancara sedikit banyak mempengaruhi sebuah kualitas berita. Sebab wawancara dibutuhkan untuk mendapatkan keterangan, fakta, data-data, penegasan serta beragam jenis informasi lainnya.

Kegunaan wawancara bisa untuk memastikan sebuah kebenaran, mengklarifikasi, me-recheck, atau meluruskan kembali berbagai informasi yang didapat.
Berdasarkan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan, wawancara dapat dibedakan atas tujuh macam:

1.Man in the street interview, menanyai orang-orang di jalan untuk mengetahui tanggapan terhadap peristiwa tertentu.

2.Casual interview, dilakukan secara mendadak atau mendesak, lantaran kebetulan bertemu dengan narasumber yang relevan dengan persoalan/ topic yang akan diangkat.

3.Personality interview, wawancara mengenai pribadi seseorang yang ditokohkan.

4.News interview, mengumpulkan data yang akan disiarkan. Biasanya, wawancara berita ini dilakukan untuk mendapatkan bahan berita langsung (straight news)

5.Telephone interview, dilakukan dengan menggunakan telepon, sering digunakan untuk berita-berita yang sangat mendesak deadline.

6.Prepared question interview, dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan pendapat terhadap hal-hal yang rumit, menyangkut data-data, dan menyangkut disiplin keilmuan.
Untuk jenis ini, daftar pertanyaan dipersiapkan dan ditulis terlebih dahulu kepada nara sumber atau dikirimkan melalui pos atau kurir. Saat nara sumber menjawab pertanyaan yang mewawancarai tidak perlu hadir.

7.Group interview, wawancara antara serombongan jurnalis dengan sekelompok nara sumber, bisa juga disebut symposium.

Untuk melakukan wawancara diperlukan persiapan dengan langkah-langklah sebagai berikut:

Pertama, menguasai persoalan yang akan dipercakapkan, membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum sampai detail (5W+1H).

Kedua, menetapkan nara sumber untuk diwawancarai.

Ketiga, membuat janji dengan narasumber berkaitan dengan waktu dan lokasi pelaksanaan wawancara.

Keempat,mempersiapan semua peralatan yang dibutuhkan:alat tulis, kamera, recorder, dsb.

Kelima, berpenampilan baik dan sopan.

Keenam, yang tak kalah pentingnya persiapan mental untuk mengadakan wawancara, karena masing-masing narasumber punya karakter yang berbeda.

Yang perlu diingat pada saat melakukan wawancara dengan narasumber,

Pertama, memahami karakter narasumber.

Kedua, tidak larut dalam empati.

Ketiga, tidak memojokkan narasumber.

Keempat, jangan bersikap menggurui, menginterogasi ataupun menilai.

Kelima, mengajukan pertanyaan dengan sistematis, lewat kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point. Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-hal yang khusus.

Keenam, perhitungan waktu saat berdialog.

Ketujuh, tidak mengungkit persoalan diluar persoalan.

Kedelapan, gunakan seluruh kemampuan inderawi.

Kesembilan, jangan mencatat setiap kata.

Langkah selanjutnya setelah berhasil melakukan wawancara, yakni :

Pertama, mencairkan kembali suasana.

Kedua, meminta alamat konfirmasi.

Ketiga, mendokumentasikan data dan hasil wawancara untuk kemudian dikemas dalam berita.


     Oleh Husni Tamrin
*) Disampairkan dalam acara Diklat Dasar LPM NATAS Sanata Dharma Yogyakarta, 2 Oktober 2009
**) Wartawan LPM PENDAPA Tamansiswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments